Saran Pakar Epidemiologi Selama Perjalanan Mudik, Lakukan Hal-hal Ini
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman memberikan beberapa kiat untuk perjalanan aman selama pandemi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman memberikan beberapa kiat untuk perjalanan aman selama pandemi.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat melakukan mudik. Pertama adalah memahami jika situasi saat ini masih pandemi.
Sehingga kewaspadaan dituntut bagi setiap orang. Untuk menghindari ini menghindari perjalanan yang tidak esensial adalah kunci tetap aman.
Baca juga: Mudik ke Malang Bersama Ussy Sulistiawaty Andhika Pratama: Saya Anak yang Selalu Dinantikan
Baca juga: Pakar Epidemiologi Sebut Cakupan Vaksinasi Covid-19 Penting untuk Lewati Masa Pandemi
Karena bagaimana pun perjalanan meningkatkan risiko penyebaran atau terpapar covid-19.
Namun ketika terpaksa harus melakukan perjalanan dalam hal ini mudik, maka wajib untuk mempertimbangkan safe mode dari perilaku, transportasi, dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Ini menjadi sangat penting dalam konteks arus mudik. Dan berperan mengurangi dan meminimalisir risiko terpapar atau memaparkan virus," ungkapnya pada Tribunnews, Kamis (28/4/2022).
Kedua, bicara safe moda traveling adalah memastikan status imunitas dari vaksinasi Covid-19 sudah mencapai dua dosis.
Atau lebih bagus kalau dua dosis sudah diperoleh dengan jarak empat bulan.
Lebih baik lagi sudah mendapatkan booster. Pastikan hal ini berlaku bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga anggota keluarga yang melakukan perjalanan.
Ketiga selama perjalanan pastikan tidak bergejala. Seperti flu, batuk, pilek atau demam. Jika ada beberapa gejala yang muncul, maka hindari perjalanan dan beristirahat.
Kalau diperlukan lakukan tes rapid antigen.
Keempat, tidak ada kontak dengan orang yang positif.
Kemudian, pastikan imunitas, status vaksinasi, tidak bergejala dan juga riwayat kontak bisa terlihat pada status Peduli Lindungi.
Kalau tidak, sediakan surat keterangan. Sehingga dapat mempermudah perjalanan dengan administrasi terpenuhi. Kelima juga lihat kondisi orang yang diajak dalam perjalan.
Apakah sudah lanjut usia, bayi, ibu hamil, atau memiliki komorbid. Jika terpaksa ikut, pastikan orang-orang dengan kondisi di atas dapat terkendali. Serta sebelumnya telah menghubungi atau konsultasi dengan dokter terkait.
"Kemudian kalau bisa pilih moda transportasi pribadi. Bisa juga ikut yang bus disediakan perusahaan. Itu jauh kecil risiko terpapar dan memaparkan karena dalam kelompok imunitas tadi," kata Dicky lagi.
Namun ketika harus menggunakan kendaraan umum, pilih yang tidak terlalu padat. Atau posisi yang aman dan duduknya dekat dengan keluarga kita.
Usahakan sirkulasi udara tetap terjaga dengan membuka sedikit jendela. Ini juga harus disertai dengan perilaku taat Prokes selama masa perjalanan.
--