Lonjakan Covid-19 di China Hantam Perekonomian hingga Mengakibatkan Produksi di Pabrik Terganggu
Penjualan ritel mengalami kontraksi pada November karena penguncian atau lockdown yang meluas dan tingkat pengangguran melonjak ke level tertinggi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Perekonomian China berada di bawah tekanan akibat gelombang kasus Covid-19 yang melanda seluruh Negeri Tirai Bambu.
Sejak ekonomi terbesar kedua di dunia itu melonggarkan kebijakan nol-Covid awal bulan ini, belum ada data yang jelas mengenai sejauh mana penyebaran virus corona di tingkat nasional.
Namun, beberapa kota dan provinsi di China mengatakan mereka melihat puluhan ribu kasus Covid-19 baru per hari.
Penyebaran virus corona yang cepat telah mendorong banyak orang untuk tetap di dalam rumah serta mengosongkan toko dan restoran. Pabrik dan perusahaan juga terpaksa tutup atau memangkas produksi karena semakin banyak pekerja yang jatuh sakit.
Baca juga: Pemerintah China Mulai Distribusikan Obat Antivirus Pfizer untuk Menekan Kasus Covid-19
"Jumlah orang di jalanan telah menurun tajam dari tingkat yang sudah tenang di seluruh negeri. Itu akan mempengaruhi permintaan,” kata analis dari perusahaan ekonomi Capital Economics, yang dikutip dari CNN.
Perekonomian China sudah berjuang ketika negara itu melonggarkan kebijakan nol-Covid yang ketat.
Penjualan ritel mengalami kontraksi pada November karena penguncian atau lockdown yang meluas dan tingkat pengangguran melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan di tahun ini.
Pemerintah China baru-baru ini mengisyaratkan mereka akan mengalihkan fokus kembali ke pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan, dan bertaruh pada pelonggaran pembatasan pandemi untuk mengangkat perekonomian.
Namun, data ekonomi terlihat tidak menjanjikan.
Baca juga: Efek Pelonggaran Nol-Covid, Pemesanan Tiket Kereta Api di China Melonjak 220 Persen
Penjualan mobil dan rumah di China merosot dalam beberapa minggu pertama pada bulan ini. Produsen mobil menjual 946.000 kendaraan dari 1 Desember hingga 18 Desember, turun 15 persen dari periode yang sama pada tahun lalu, menurut data terbaru dari Asosiasi Mobil Penumpang China.
Pada pekan lalu, penjualan rumah berdasarkan luas lantai anjlok 44 persen di 30 kota terbesar di China, menurut penyedia data keuangan China, Wind. Di kota tingkat satu seperti Beijing dan Shanghai, penjualan rumah anjlok 53 persen pada minggu lalu.
Pergerakan masyarakat di China juga merosot tajam.
Sejak pertengahan bulan ini, jumlah perjalanan kereta bawah tanah turun sekitar 60 persen di kota-kota besar di China dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, menurut data Wind.
Secara nasional, volume kargo truk dan pesanan pengiriman menyusut dalam seminggu terakhir, berdasarkan data dari kementerian perhubungan dan regulator layanan pos China.
Baca juga: Komisi Kesehatan China Hentikan Pengumuman Angka Harian Kasus Covid-19