Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lonjakan Covid-19 di China Hantam Perekonomian hingga Mengakibatkan Produksi di Pabrik Terganggu

Penjualan ritel mengalami kontraksi pada November karena penguncian atau lockdown yang meluas dan tingkat pengangguran melonjak ke level tertinggi

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Lonjakan Covid-19 di China Hantam Perekonomian hingga Mengakibatkan Produksi di Pabrik Terganggu
AFP/YUXUAN ZHANG
Orang-orang mengantre di luar klinik demam di tengah pandemi Covid-19 di Beijing pada 14 Desember 2022. Perekonomian China berada di bawah tekanan akibat gelombang kasus Covid-19 yang melanda seluruh Negeri Tirai Bambu. (Photo by Yuxuan ZHANG / AFP) 

Pabrik-pabrik juga mengurangi produksi. Industri utama seperti semen dan serat kimia melaporkan tingkat utilisasi yang lebih rendah dari kapasitas produksi yang ada.

Produsen kendaraan listrik terbesar di negara itu, Build Your Dreams (BYD), mengatakan harus memangkas produksi 2.000 hingga 3.000 kendaraan per hari karena lebih banyak karyawan yang tidak dapat bekerja.

“Wabah Covid sangat berdampak pada produksi kami. 20 persen hingga 30% karyawan kami sakit di rumah,” kata Lian Yubo, wakil presiden BYD, pada pekan lalu di sebuah forum di Shenzhen, China.

Lian menambahkan, produksi bulanan perusahaan kemungkinan tidak mencapai target sebesar 20.000 hingga 30.000 kendaraan untuk bulan ini.

Banyak pabrik terpaksa tutup selama berminggu-minggu karena pekerja yang sakit dan kurangnya permintaan, menurut laporan media China.

Media berita yang berbasis di Beijing, Caixin, melaporkan pada hari ini, Senin (26/12/2022) beberapa pabrik furnitur di provinsi Jiangsu telah memberi tahu karyawannya untuk berlibur lebih awal dan lebih lama untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Sebagai informasi, Liburan Tahun Baru Imlek di China jatuh antara 21 Januari dan 27 Januari tahun ini.

Berita Rekomendasi

Sebanyak 60 persen perusahaan tekstil di provinsi Guangdong, Zhejiang, dan Shandong, yang merupakan pusat manufaktur utama di negara itu, telah mengumumkan akan menangguhkan produksi dan libur panjang selama dua bulan, menurut Securities Daily, sebuah surat kabar yang dijalankan oleh Grup Pers Harian Henan milik negara China.

Baca juga: India akan Ekspor Obat Demam ke China Imbas Tingginya Permintaan

Beberapa minggu ke depan, kemungkinan akan menjadi "yang paling berbahaya" untuk pertempuran China dengan Covid-19, kata para analis di Capital Economics.

“Dengan migrasi ke daerah pedesaan menjelang Tahun Baru Imlek, bagian mana pun dari negara yang saat ini tidak berada dalam gelombang Covid besar kemungkinan besar akan segera terjadi. Itu akan semakin menekan output,” ujar para analis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas