Anjing Rakun Diduga Pemicu Pandemi Covid-19, Hewan Apa Itu?
Apa itu anjing rakun? Laporan terbaru menunjukan kemungkinan adanya hubungan anjing rakun dengan pandemi Covid-19.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO meminta pejabat China untuk merilis data yang mungkin menunjukkan hubungan antara anjing rakun dan virus corona.
Beberapa orang mungkin bertanya-tanya, apa itu anjing rakun?
Dilansir NPR, ada alasan mengapa anjing rakun tiba-tiba disebut-sebut hewan yang berhubungan dengan pandemi Covid-19.
Anjing rakun rupanya dijual di pasar makanan laut dan daging di Wuhan, China, tempat para peneliti menemukan bukti virus corona pada Januari 2020 lalu.
Data yang diposting sesaat, tetapi kemudian dihapus dari database internasional tampaknya menunjukkan bahwa materi genetik dari anjing rakun muncul dalam swab yang sama dengan virus penyebab COVID, yang menyiratkan bahwa hewan tersebut bisa saja menjadi inang awal.
Apa itu anjing rakun?
Baca juga: Jokowi: Negara Lain Sibuk Selesaikan Pandemi Covid-19, Indonesia Sudah Cabut PPKM
Secara sederhana, anjing rakun adalah anjing liar yang wajahnya mirip rakun.
Dalam istilah yang sedikit lebih ilmiah, anjing rakun adalah anggota keluarga canid dengan tanda bulu dan bentuk kepala yang mirip dengan rakun.
Hewan omnivora ini berasal dari Asia Timur, termasuk sebagian China, Korea, dan Jepang.
Pembiakan dari industri peternakan bulu memperkenalkan ribuan anjing rakun di seluruh bekas Uni Soviet.
Anjing rakun sekarang menjadi spesies invasif yang tersebar luas di seluruh Eropa utara dan barat.
Anjing rakun lebih suka hidup di hutan dan vegetasi yang lebat, serta daerah yang berbatasan dengan perairan.
Mereka lebih dekat hubungannya dengan rubah daripada anjing peliharaan.
Anjing rakun adalah spesies yang sama sekali berbeda dari anjing coonhound, yang merupakan jenis anjing rumahan dari scenthound yang juga dikenal sebagai anjing coon.
Apakah anjing rakun terkait dengan penyakit lain?
Baca juga: Pfizer Desak Uni Eropa Tetap Bayar Vaksin Covid-19 yang Tak Terpakai
Ya. Anjing rakun dan mamalia terkait yang dijual untuk makanan di pasar hewan hidup di China pada tahun 2003 ditemukan membawa virus corona yang mirip dengan virus yang ditemukan pada manusia selama wabah virus corona SARS pada saat itu.
Pada tahun 2004, pejabat kesehatan China memerintahkan pembantaian 10.000 hewan yang akan dijual di pasar, termasuk anjing rakun, setelah seorang pria dinyatakan positif mengidap jenis baru virus SARS dan menimbulkan kekhawatiran akan wabah lain.
Satu studi tahun 2022 mengambil sampel dari sekitar 2.000 hewan dari 18 spesies berbeda dari berbagai tempat di China — termasuk habitat alami, kebun binatang, dan peternakan bulu.
Ditemukan bahwa hewan liar yang diketahui dimakan manusia, termasuk anjing rakun, membawa 102 virus berbeda dari 13 famili virus.
Sebanyak 21 virus menimbulkan risiko tinggi bagi manusia, kata para peneliti, baik karena virus itu telah menginfeksi orang sebelumnya atau memiliki riwayat berpindah antar spesies dengan mudah.
Anjing rakun secara khusus membawa empat virus corona anjing yang secara genetik mirip dengan yang ditemukan pada manusia.
Mereka juga membawa virus enterik, atau virus yang ditularkan ketika kotoran yang terinfeksi memasuki mulut atau hidung.
Para peneliti mengatakan bukti ini menegaskan bahaya pasar hidup seperti yang ada di Wuhan.
"Sulit memikirkan cara yang lebih efektif untuk memicu dan mengipasi api epidemi," kata ahli biologi evolusi dan salah satu penulis studi Edward Holmes kepada jurnal Science.
"Kami terus membiarkan hal-hal ini berkembang dan hanya masalah waktu sebelum kami mendapatkan wabah lain dan mungkin pandemi lainnya."
Bolehkah anjing rakun diperlihara?
Baca juga: Dirjen WHO Prediksi Akhir Pandemi Covid-19
Tidak. Anjing rakun adalah hewan liar, bukan hewan peliharaan.
Mereka tinggal di wilayah jelajah yang luas.
Artinya mereka membutuhkan banyak ruang dan sulit diatur di kandang atau ruang kecil lainnya, menurut Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals di Inggris.
Anjing rakun juga memiliki bau yang kuat karena menggunakan aroma untuk berkomunikasi, membuat mereka menjadi tamu rumah dalam ruangan yang buruk.
Selain itu, jika seekor anjing rakun lolos atau dilepaskan ke alam liar, ia dapat mengancam satwa liar asli di bagian dunia yang bukan tempatnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)