Indonesia Siapkan Tata Kelola Covid-19 Jangka Panjang
Merespons keputusan WHO yang mengakhiri status darurat kesehatan Covid-19, Indonesia menyiapkan tatakelola Covid-19 jangka panjang.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Merespons keputusan WHO yang mengakhiri status darurat kesehatan Covid-19, Indonesia menyiapkan tatakelola Covid-19 jangka panjang.
Hal ini sesuai dengan Strategi Kesiapsiagaan dan Respon COVID-19 2023-2025 yang telah disiapkan oleh WHO.
Baca juga: Indonesia Sambut Baik Keputusan WHO Akhiri Status Darurat Kesehatan Covid-19
"Ini akan menjadi pedoman negara-negara dalam melakukan transisi ke manajemen Covid-19 jangka panjang," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Sabtu (06/05/2023).
Menurut Nadia, Indonesia terus memperhatikan hasil pencabutan status PHEIC atau darurat kesehatan Covid-19 global.
Indonesia juga telah berkonsultasi dengan Dirjen WHO dan tim WHO baik di Jenewa dan Jakarta untuk Indonesia.
Baca juga: WHO Umumkan Darurat Kesehatan Covid-19 Telah Berakhir
Bahkan menurut Nadia, Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah untuk menyambut pencabutan status tersebut.
Pertama, bersama para ahli epidemiologi dan WHO Indoensia melakukan kajian atas situasi Covid-19 di Indonesia dan saat yg tepat untuk mencabut status pandemi.
Kedua, terus memperkuat surveilans deteksi kasus covid 19 di masyarakat, pemantauan varian baru melalui pemeriksaan genom sequensing dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta mempersiapkan kebijakan kesehatan lainnya, sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas future events lainnya.
Baca juga: Tingkatkan Kinerja di Era Transisi Endemi, BRINS Raih 2 Penghargaan Anugerah BUMN 2023
Ketiga, mengedukasi kepada masyarakat untuk bersiap dalam kondisi pencabutan pandemi
"Artinya Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Masih ada kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta serta anak anak balita yang masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan, termasuk prokes penggunaan masker bagi yg sakit maupun tempat tempat kerumunan," urai perempuan berhijab ini.
--