WHO Ubah Status Covid-19, Epidemiolog: Praktik Manajemen Kasus Tetap Sama
Epidemiolog Selandia Baru Profesor Michael Baker mengatakan keputusan WHO menghapus status 'darurat kesehatan global' Covid-19 langkah tepat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Epidemiolog Selandia Baru Profesor Michael Baker mengatakan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghapus status 'darurat kesehatan global' terkait virus corona (Covid-19) adalah langkah yang tepat.
Sebelumnya organisasi itu menyampaikan bahwa virus tersebut kini menjadi masalah kesehatan yang berkelanjutan namun tidak lagi menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Baca juga: WHO: Virus Corona Tidak akan Pernah Bisa Dihilangkan
Dikutip dari laman rnz.co.nz, Senin (8/5/2023), Profesor Baker menuturkan bahwa perubahan status global memang masuk akal pada tahap ini, namun tidak mempengaruhi apakah Covid-19 masih menjadi pandemi.
"Covid-19 masih menjadi pembunuh nomor satu di Selandia Baru dalam hal penyakit menular dan orang harus memastikan mereka divaksinasi dan melakukan tindakan pencegahan yang masuk akal," kata Profesor Baker.
Ia menilai bahwa mungkin ada beberapa pengurangan dalam pelaporan kasus internasional, namun sebenarnya itu tidak membuat perbedaan di tempat seperti Selandia Baru.
"Tidak ada perbedaan praktis apapun tentang bagaimana negara mengelola infeksi ini," jelas Profesor Baker.
Profesor Baker sebelumnya mengatakan bahwa tahun ini Covid-19 berada pada jalur yang membunuh sekitar 1.000 orang di Selandia Baru dan membuat sekitar 10.000 dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Darurat Kesehatan Covid-19 Berakhir, WHO Izinkan Masyarakat Hidup Normal Kembali
Sementara ancaman Covid lama juga masih membayangi, dengan satu penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sebanyak satu dari lima warga Selandia Baru melaporkan gejala yang menetap setelah infeksi pertama mereka.
Ia pun menekankan perlunya kehati-hatian dalam melonggarkan beberapa perlindungan yang tersisa.
Vaksin terbaru adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan orang untuk mencegah penyakit tersebut, karena termasuk perlindungan terhadap Omicron, yang merupakan varian dominan yang kini beredar di masyarakat.
"Anda harus selalu berpikir mengapa Organisasi Kesehatan Dunia menetapkannya (awalnya darurat kesehatan global) dan ini benar-benar terkait dengan kriteria tertentu ini. Ini bukan tentang seberapa parah dan tak terduga (penyakitnya), namun ini benar-benar tentang apakah respons internasional diperlukan dan apakah ada potensi penyebaran secara global," tegas Profesor Baker.