Kopontren Amanah Nurul Qadim Semangat Kembangkan Usaha dengan Dana Bergulir LPDB-KUMKM
LPDB-KUMKM bersama Staf Khusus Presiden RI Aminuddin Ma’ruf menggelar Santri Business School atau Bimbingan Teknis Kopontren) Mitra LPDB-KUMKM.
Penulis: Yulis
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) bersama Staf Khusus Presiden RI Aminuddin Ma’ruf menggelar Santri Business School atau Bimbingan Teknis Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Mitra LPDB-KUMKM di Surabaya, Jumat (2/4/2021).
Dalam kegiatan tersebut, sekitar 22 Kopontren di Jawa Timur hadir menjadi peserta. Salah satunya adalah Kopontren Amanah Nurul Qadim, Paiton, Probolinggo. Hasan Riyadi selaku pengurus Kopontren mengaku senang koperasinya terpilih menjadi salah satu penerima pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM.
"Rencananya akan mendapat Rp200 juta. Sudah kami siapkan untuk pengembangan usaha agar tidak hanya melayani internal ponpes, tapi juga masyarakat sekitar ponpes," kata Hasan.
Selama ini Kopontren Amanah Nurul Qadim, di sektor usaha hanya melayani internal ponpes yang memiliki sekitar 3.000 santri. Dengan anggota koperasi sekitar 40 orang saat ini, Hasan berharap saat usahanya meluas melayani masyarakat luar ponpes, anggota juga bertambah. "Mohon doanya semoga bisa berjalan sesuai rencana dan barokah," ungkap Hasan.
Baca juga: Kementerian Koperasi dan UKM Gelar Bimbingan Teknis Perluasan Pemasaran melalui e-commerce di DIY
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Kelompok Strategis, Aminuddin Ma’ruf, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, aktivitas utama program ini bertujuan untuk mengedukasi perlunya pesantren memiliki koperasi dan bimbingan untuk pesantren yang sudah memiliki koperasi.
“Dengan adanya acara ini, juga sebagai bentuk dakwah bil hal yang dilakukan oleh pesantren," kata Aminuddin.
Lebih lanjut Aminuddin mengatakan, pesantren memiliki tiga fungsi utama yakni pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi. "Sejarah pun membuktikan bahwa pesantren terus berupaya menjadi front line ketiga fungsi tersebut untuk kepentingan umat," lanjut Aminuddin.
Dengan demikian, Koperasi Pesantren (Kopontren) menjadi titik temu dimana peran-peran tadi menjadi koheren. Pesantren akan memiliki instrumen yang lebih baik dalam menjalankan perannya tadi apabila memiliki koperasi, sekaligus melanjutkan semangat nahdlatuttujjar (kebangkitan ekonomi) yang dibangun para ulama nusantara sejak dahulu.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Ari Permana mengatakan, tahun ini target penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2020 lalu yang mencapai Rp 1,5 triliun.
"Dan untuk di provinsi Jawa Timur, potensinya sangat besar, tapi masih nomor dua setelah Jawa Tengah," jelas Ari.
Di tengah pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu, para penerima dana bergulir LPDB-KUMKM ini, terutama Kopontren masih berjalan on the track. Mereka tidak banyak yang mengajukan relaksasi atau restrukturisasi karena kopontrennya tetap berkinerja positif.
"Sekitar dua atau tiga ada yang mengajukan tapi itu tidak banyak bila dibandingkan dengan total Kopontren yang menerima pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM ini," ungkap Ari.
Kedepan, ditargetkan dengan adanya dana bergulir ini dapat mendorong peningkatan ekonomi dan kinerja Kopontren agar lebih berkembang dan mampu memberi nilai lebih di masyarakat.