Ayo, Belanja di Pasar Rakyat
DPD RI meresmikan gerakan ‘Ayo Belanja di Pasar Rakyat’. Gerakan itu mendorong revitalisasi pasar untuk kepentingan rakyat
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM – Hingga saat ini pasar tradisional seringkali kalah populer dibanding pasar modern. Keberadaannya yang seringkali tidak terawat menjadi alasan utama pasar tradisional kalah saing. Konsumen pun lebih memilih belanja di pasar modern yang lebih banyak menawarkan fasilitas dan kenyamanan.
Padahal, jika ditelisik lebih jauh, sebenarnya pasar tradisional juga memiliki potensi ekonomi yang tidak kalah besar. Banyak lapisan masyarakat yang membutuhkan pasar tradisional.
Selain karena alasan harga yang lebih murah, pasar tradisional juga jadi tempat bagi petani, nelayan dan peternak untuk memasarkan produknya.
Atas dasar itu, DPD RI bersama Kementerian Perdagangan meresmikan ‘Ayo Belanja di Pasar Rakyat’, Kamis (9/7/2015) lalu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Program itu diluncurkan untuk mendukung program revitalisasi pasar rakyat. Diharapkan, dengan program tersebut pendapatan masyarakat dapat meningkat.
Ketua DPD RI Irman Gusman dalam sambutannya mengatakan, ia bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel akan melawan begal-begal sembako yang selama ini meresahkan masyarakat. Apalagi sebentar lagi akan tiba Lebaran, di mana masyarakat membutuhkan banyak bahan-bahan pokok.
Irman pun mengungkapkan, dirinya telah berkomunikasi dengan Kepala BIN Sutiyoso untuk meningkatkan kemampuan intelijen di bidang ekonomi. Diharapkan, dengan sinergi berbagai pihak tersebut, harga sembako di pasar tradisional akan aman dan terjangkau masyarakat karena tidak dipermainkan.
Keberadaan pasar tradisional memang cukup vital dalam perekonomian, khususnya kemiskinan. Sebab sebagian konsumen pasar tradisional adalah para rakyat kecil seperti petani atau nelayan.
Atas dasar itu, pasar tradisional yang dikelola dengan baik merupakan suatu keharusan. Konsep pasar yang memperhatikan peraturan, penempatan barang, jam operasional, lokasi yang strategis, dan berbagai pertimbangan lain harus menjadi perhatian para pengelola dan pihak-pihak terkait.
Terlebih kini program pemerintah memiliki semangat ekonomi kerakyatan, sehingga keberpihakan terhadap pasar tradisional merupakan faktor penunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, bisa jadi pondasi dari perekonomian nasional adalah pasar tradisional.
“Setelah ekonomi kolaps, di beberapa daerah tumbuh kegiatan perekonomian dari rakyat berupa pasar tradisional yang memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi,” tandas Irman Gusman pada dialog ‘Forum Senator untuk Rakyat’, 17 Mei 2015 lalu.
Sementara itu, Ketua DPD RI itu pun mengaku keluarganya masih berbelanja di pasar tradisional karena kesegaran bahan pokok di sana. “Jujur, istri saya belanja di Pasar Tebet, beli tahu dan tempe lebih segar,” ujarnya.
Dengan berbagai alasan tersebut, pasar tradisional memang tepat jika menjadi jantung perekonomian masyarakat. Kedudukannya masih tetap penting di tengah perubahan zaman yang berlangsung cepat. Sebab pasar tradisional mampu menyatu dalam kehidupan masyarakat secara konkret.
DPD RI bersama pihak-pihak lain pun hingga saat ini terus mendukung program pemberdayaan pasar tradisional. Program ‘Ayo Belanja di Pasar Rakyat’ hanyalah satu di antaranya.
Ikuti terus perkembangan terbaru dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hanya di Kabar DPD RI.