Sefdin Syaifudin A: AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Jalan Hidupnya Ditempa Bagai Keris
Kenyang akan hidup terang dan redup adalah perjalanan hidupnya. Ya, dialah Ir. H. AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, atau biasa disapa LaNyalla
Editor: Content Writer
LaNyalla juga berhasil membawa pulang Medali Perak Sea Games XXVII/2013 dari Myanmar melalui Timnas yang dibesut pelatih Rahmad Darmawan.
Alumni Universitas Brawijaya Malang ini juga pernah dipercaya sebagai Ketua Umum PSSI Pusat, masa bakti 2015-2016. Setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI sejak 2013 hingga 2015. Dan di era LaNyalla, sejak PSSI berdiri tahun 1930, untuk pertama kalinya PSSI lulus FIFA Performance Program pada Desember 2013 dan mendapat bantuan FIFA Goal Project pada tahun 2014.
LaNyalla dan Yayasan
Tahun 1999, LaNyalla membentuk komunitas yang ia beri nama LaNyalla Academia. Yang kini kini telah berbadan hukum yayasan. Bukan tanpa alasan bila tagline yayasan tersebut ditulis: “Bersama untuk Kebaikan.” Karena kalimat tersebut ternyata penuh makna bagi seorang LaNyalla.
“Terus terang saya menemukan prinsip hidup yang saya jalani dalam kalimat tersebut. Sederhana tapi mendasar. Saya tidak ingin menjadi orang yang merugi. Itu yang ada dalam pikiran saya. Karena semua orang pada hakekatnya merugi. Kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh atau berbuat kebaikan. Ini prinsip dasarnya,” tukasnya.
Itulah visi hidup pribadinya. Karena bagi LaNyalla, ada janji Allah SWT di Al-Quran. Yaitu orang-orang yang beriman dan beramal sholeh akan kekal di surga. “Dan Allah SWT juga mengatakan, mereka itulah pewaris bumi ini. Karena Allah SWT ridlo kepada mereka untuk mengelola bumi ini. Itu sejatinya,” katanya datar namun dengan mimik serius.
Oleh karena itu, lanjutnya, harus ditindaklanjuti dengan misi di dalam pribadi kita untuk menjalankan visi itu. Apa itu? Pastikan kita beriman. Mukmin. Beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan seterusnya. Dan itu harus diwujudkan dengan keyakinan yang kuat di hati. Dikatakan dalam lisan dan dijalani dengan perbuatan.
Lalu, kita perbanyak amal sholeh yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga ini menjadi perpaduan antara hablum-minallah dan hablum-minannas.
Ada banyak amal sholeh, katanya. Mulai dari yang sederhana sampai yang berat. Amal sholeh yang sederhana tetapi dicintai Rasulullah SAW adalah memasukkan kebahagiaan ke dalam dada saudaranya. Artinya bermanfaat bagi sesama. Membantu saudara kita yang kesulitan. Bahkan itu lebih dicintai Rasulullah SAW daripada sebulan penuh itikaf di masjid Nabawi.
Itulah kenapa di dalam Al-Quran ada puluhan ayat di beberapa surat, dimana Allah SWT mengulang-ulang tentang keutamaan orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. “Itulah yang menjadi prinsip atau boleh dikatakan visi hidup saya pribadi. Dan itu tertuang dalam kalimat tagline di Yayasan LaNyalla Academia, yaitu, bersama untuk kebaikan,” ungkapnya.
Keyakinan spiritual LaNyalla setidaknya terlihat dari perilaku keagamaan pribadi LaNyalla yang tidak banyak diketahui orang. Terutama semenjak ia menginjak usia 40 tahun. LaNyalla istiqomah menjalankan puasa sunnah Daud dan sholat Tahajud serta sholat Dhuha. Hingga oleh sebagian orang, LaNyalla dijuluki Mr. Tahajud Call. Karena setiap dini hari ia mengirim pesan kepada kolega dan sahabatnya, untuk mendirikan sholat Tahajud melalui ponselnya.
LaNyalla dan Perkara Hukum
Nama LaNyalla, saat menjabat Ketua Umum KADIN Jatim pernah dikaitkan dengan perkara hukum penyimpangan Dana Hibah KADIN Jatim dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2104. Bahkan LaNyalla ditetapkan sebagai tersangka, dan sempat ditahan selama 7 bulan oleh Kejaksaan pada Maret 2016 silam. LaNyalla pun di sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Namun, di dalam persidangan yang panjang itu, 24 saksi yang dihadirkan Jaksa, ternyata tidak satu pun yang menjelaskan bahwa LaNyalla terbukti terlibat langsung dan korupsi Dana Hibah yang diterima KADIN Jatim tersebut.
Hasilnya, majelis hakim pun memvonis La Nyalla dengan putusan bebas murni dan tidak terbukti melakukan tindak pidana seperti didakwakan oleh Jaksa. LaNyalla pun bebas pada tanggal 27 Desember 2016. Dan pada 18 Juli 2017 lalu, pengajuan Kasasi oleh Jaksa ditolak oleh Mahkamah Agung.
Ketua DPD RI
Bagi seoarang muslim, perjalanan hidup seseorang harus diyakini sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, yaitu kitab induk milik Allah SWT tentang perjalanan semua mahluk yang ada di bumi. Termasuk nasib dan takdir.
Usai terpilih menjadi Senator mewakili daerah pemilihan Jawa Timur dengan perolehan suara 2,2 juta lebih, LaNyalla berangkat ke Senayan, di Gedung Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Seolah semua pintu terbuka, nama LaNyalla melambung masuk dalam bursa calon Ketua DPD RI.
Saat maju dalam membaca visi misi sebagai calon ketua di atas mimbar di depan Senator dari seluruh Indonesia, LaNyalla sempat mengatakan, “Jika saya tidak amanah dengan jabatan sebagai Ketua DPD RI, semoga Allah SWT tidak menjadikan saya terpilih sebagai Ketua DPD RI, tetapi jika saya ikhlas dan amanah, semoga Allah SWT yang menggerakkan hati Bapak Ibu untuk memilih saya sebagai Ketua DPD RI’.
Sujud syukur adalah reaksi pertama yang dilakukan LaNyalla saat mengetahui hasil akhir perhitungan suara, yang menyatakan LaNyalla terpilih melalui vote sebagai Ketua DPD RI mengungguli tiga kandidat lainnya, yakni Nono Sampono, Mahyudin dan Sultan Baktiar Najamudin.
Dini hari, 2 Oktober 2019, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti sah dilantik sebagai Ketua DPD RI oleh Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang saat itu dijabat M. Hatta Ali, yang tak lain adalah paman kandung LaNyalla.
Siapa menyangka, LaNyalla yang sempat ditahan selama 7 bulan di rumah tahanan Kejaksaan Agung di lantai 7 di kamar nomor 7, kemudian oleh Allah SWT digariskan mendapat hadiah sebagai pejabat negara dengan mobil yang bernopol RI 7. Itulah rahasia hidup.
Sejak saat itu, LaNyalla bertekad menjadikan DPD RI benar-benar wakil daerah. Berusaha semaksimal mungkin menjawab dan memberi solusi permasalahan yang dihadapi daerah dan stakeholder di daerah.
Dalam kurun waktu hampir dua tahun, ketika tulisan ini dibuat, beberapa persoalan dan masalah yang terjadi di daerah berhasil dibantu oleh DPD RI untuk mendapat penyelesaian dari Pemerintah Pusat.
Dan, pada Agustus 2019 lalu, saat DPD RI merayakan hari jadi ke-16, LaNyalla dan para Senator di DPD RI melaunching sebuah tagline yang menjadi spirit kerja para Senator. Yaitu; “Dari Daerah Untuk Indonesia”.
LaNyalla pun bertekad menjadikan DPD benar-benar sebagai “advokat” daerah. Dengan memprioritaskan pada tiga isu penting bagi daerah. Pertama, percepatan pembangunan daerah. Kedua, peningkatan indeks kemandirian fiskal daerah, dan yang ketiga pemerataan kemakmuran masyarakat di daerah. Karena bagi LaNyalla, wajah Indonesia adalah wajah dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Bukan wajah Pulau Jawa saja.(*)