Sampe L Purba: Pak Nono Sampono Adalah Sosok Jenderal Marinir yang Menginspirasi
Menjadi narasumber FGD hingga silaturahmi dengan masyarakat setempat, semuanya dilaksanakan oleh Nono Sampono saat kunjungan kerjanya di Maluku
Editor: Content Writer
Ia melanjutkan bahwa daerah yang penduduknya sedikit, tetapi dengan wilayah dan sumber daya alam yang kaya, misalnya Provinsi Maluku dan Maluku Utara, Riau Kepulauan, Papua dan Kalimantan, perlu mendapatkan alokasi kue pembangunan dan perhatian yang sama dengan Pulau Jawa – Bali atau Sumatera, yang penduduknya lebih padat, luas wilayah lebih kecil, serta kekayaan alam lebih sedikit.
"Kita melihat secara berangsur angsur, di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo hal tersebut telah mendapatkan aksentuasi yang nyata," tambahnya.
Di kesempatan tersebut, Nono Sampono juga melakukan kunjungan lapangan ke calon lahan pelabuhan terpadu di sore hari. Ketajaman asesmennya sebagai perwira lapangan kawakan terlihat nyata pada saat melakukan kunjungan. Dengan memperhatikan posisi garis pantai, perkiraan kedalaman laut, wilayah penyangga dan ketinggian gunung di kejauhan, mantan Komandan Jenderal Marinir yang juga pernah menjadi Kepala BASARNAS tersebut memberi masukan garis besar bagaimana sebaiknya letak anjungan, lay out pergudangan maupun relokasi penduduk ditangani dengan baik, agar lalu lintas kapal, keamanan dan orang tertata baik. Aktivitas yang padat pada hari itu kemudian diakhiri dengan ramah tamah dengan iringan organ tunggal di kediaman Gubernur Maluku, Murad Ismail.
Keesokan harinya, Sampe mendampingi perjalanan dinas pimpinan DPD RI tersebut ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang merupakan bagian terselatan dari Nusantara. Satu proyek Nasional, yakni kilang LNG untuk mengolah gas yang akan diproduksi dari Lapangan Abadi, Masela dekat perbatasan Australia Utara akan didirikan di Kepulauan Tanimbar.
Presiden Joko Widodo pada awal Pemerintahannya memutuskan bahwa lokasi kilang LNG akan dibangun di darat (onshore) untuk memberikan nilai tambah serta mendorong tumbuhnya industri hilir di kawasan timur Indonesia ini.
Sampe merasa beruntung telah diajak serta mendampingi Nono Sampono dalam kunjungan, dialog, dan interaksi dengan berbagai kelompok masyarakat, dari pagi hingga malam. Beberapa kelompok masyarakat tersebut terdiri dari tua tua adat dan masyarakat desa, perangkat pemerintahan desa, tokoh pemuda dan mahasiswa, komunitas bisnis, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta anggota Forkominda. Perjalanan ke wilayah paling selatan di NKRI tersebut memberinya gambaran nyata dinamika sosial kehidupan masyarakat di sana.
"Saya melihat passion dari Pak Nono yang membangkitkan semangat dan harapan masyarakat setempat. Dalam berbagai kesempatan beliau mengulangi perlunya kerja keras, tekad, disiplin, dan etos kerja untuk maju. Pak Nono, sang Jenderal Marinir yang pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden itu, adalah Putera Maluku," tutur Sampe.
Selanjutnya, rombongan berkunjung ke rumah adat keluarga besar Sampono terletak di desa Olilit Kabupaten Tanimbar serta berziarah di makam Kakak Seniornya, Bapak Tibe yang juga Pimpinan Tua – Tua Adat Olilit, yang meninggal sekitar sebulan yang lalu. Ramah tamah pun dilakukan di rumah adat keluarga Sampono bersama masyarakat setempat. Interaksi yang tulus dan tanpa pamrih di antara Nono Sampono dengan seluruh keluarga besar dan masyarakat setempat disaksikan langsung oleh Sampe.
Meski telah menjadi Jenderal yang berhasil di Jakarta, ia tidak melupakan dan tidak malu akan asal usulnya. Nono pun mengabulkan permintaan Sampe untuk berfoto bersama di tepi tempat tidur lusuh dalam kamar yang dulu sering ia gunakan.
Pada kesempatan ini, Nono Sampono juga turut memberi himbauan kepada generasi muda setempat. "Saya sebagai putera daerah ini, yang berangkat ke sekolah dengan perut lapar, serta tinggal di rumah beratap rumbia, berdinding tepas dan berlantai tanah, bisa berhasil bertarung di ibu kota, maka kalian juga harus bisa!", ujarnya.
Ia menyemangati semua kalangan, termasuk mengingatkan agar di masa pandemi ini menjaga protokol kesehatan. Meski telah menjadi pejabat negara dengan mobil dinas RI 67, Nono Sampono tidak sungkan berpindah pindah berfoto dengan berbagai kelompok masyarakat, agar tidak terjadi penumpukan massa.
Sampe juga berpendapat bahwa Nono Sampono adalah Jenderal yang romantis. Sekembali dari Tanimbar, rombongan disuguhkan makan siang yang telah disiapkan oleh Ibu Nono di rumah kediamannya di Ambon. Sore harinya, dengan speedboat dari Wayame, rombongan menyeberangi teluk Ambon ke Amahusu. Nono Sampono dan istri bercengkerama sambil berenang dan snorkling sore itu.
"Jenderal satu ini, luar biasa. Dapat membagi waktu dengan pas, untuk tugas tugas kenegaraan, adat, masyarakat dan tak lupa menyediakan waktu terbaiknya berenang bersama isteri tercinta di laut Ambon," ungkap Sampe kagum.
Dalam perjalanan kembali ke kediaman, Nono Sampono mengungkapkan keinginnya untuk kembali berenang menyeberangi Teluk Ambon.
"Kalau Tuhan izinkan, tahun depan pada ulang tahun ke 70, saya bermaksud berenang lagi menyeberangi Teluk Ambon ini, sebagaimana saya lakukan pada ulang tahun ke 60 yang lalu,” tuturnya. (*)