Ketika Berubah menjadi UIN, Fakultas Agama selalu Dianaktirikan
Tidak usah muluk-muluk mau berubah menjadi UIN
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VIII DPR, Hamka Haq, mengharapkan kalangan perguruan tinggi Islam harus setia dan istiqomah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan jangan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
Pengalaman selama ini, yang telah berubah menjadi UIN maka fakultas agama selalu menjadi anak tiri.
Hal ini ditegaskan oleh Rektor IAIN Pontianak Hamka Siregar saat pertemuan di aula kampus IAIN, Selasa (3/5) lalu.
Dalam rangkaian kunjungan kerja yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay ini hadir pula Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Kemenag Anton Bactiar, serta dosen, dekan dan mahasiswa IAIN Pontianak.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Ketua Tim Kunker Saleh P. Daulay. Kedatangannya ke kampus IAIN kali ini untuk mengetahui bagaimana perkembangan kampus perjuangan umat Islam ini kedepannya.
Berdasarkan informasi yang ada, lanjut Saleh, kalangan mahasiswa juga memiliki kekhawatiran akan kemana setelah berubah menjadi UIN.
"Jadi tidak usah muluk-muluk mau berubah menjadi UIN dan segala macam. Nanti kalau sudah kuat infrastrukturnya, dosen sudah cukup dan mahasiswa memang membutuhkan, itu kita silahkan," ujar Saleh.
Kepada Tim Komisi VIII, Rektor IAIN Pontianak Hamka Siregar mengeluhkan kecilnya anggaran yang dikucurkan sehingga untuk pembangunan satu tower saja membutuhkan persetujuan puluhan tahun.
Selain itu, pembangunan IAIN selama ini hanya terpusat di Jawa kalau tidak di Malang, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung.
"Kami yang diluar Jawa ini selalu menjadi anak tiri. Tapi mudah-mudahan yang dijanjikan anggota Komisi VIII menjadi angin segar, bahwa anggaran untuk IAIN Pontianak akan ditingkatkan," ungkap Saleh
Saleh pun berpesan kepada seluruh mahasisiwa agar tetap terus belajar dan tak usah minder.
"Nggak sama orang yang berilmu dan tidak berilmu. Dan orang yang berilmu akan ditinggikan derajatnya," kata Saleh mengutip dari salah satu ayat Al-quran.