Muhammad Nasir Djamil : “Pilih Tito Karnavian, Presiden Menghapus Tradisi Kapolri"
Pemilihan Komjen. Pol. Tito Karnavian oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal Kapolri, mendapat banyak pertanyaan di masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pemilihan Komjen. Pol. Tito Karnavian oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal Kapolri, mendapat banyak pertanyaan di masyarakat, salah satunya Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil.
“Lompatnya jauh. Kenapa? Ada apa?” kata Nasir saat Diskusi Dialektika Demokrasi thema “Mengapa Jokowi Pilih Tito Karnavian sebagai Calon Kapolri?” di Media Center Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/06/2016).
Menurutnya, penunjukan Tito Karnavian oleh Jokowi telah mengapus tradisi tersendiri penentuan pejabat kapolri serta “melupakan” empat angkatan di Kepolisian Republik Indonesia.
“Apa iya Tito yang dipilih? Sementara ada empat angkatan di Polri. Apa keempat angkatan itu tidak ada yang layak diangkat menjadi kapolri?” tanya politisi dari PKS ini lagi.
Penunjukan Tito Karnavian oleh Jokowi tersebut, lanjut Nasir, diduga telah menimbulkan kegelisahan hati pada keempat angkatan yang menjadi senior Tito di Polri.
“Apakah presiden akan memotong generasi di kepolisian Indonesia? Kan itu belum dijawab. Selama ini jawaban presiden normatif. Ini ada suasana kebatinan angkatan 83,84,85 dan 86. Semuanya punya adhimakayasa,” lanjut Nasir.
“Ada apa dengan Tito Karnavian?” tanya Nasir menyambung pertanyaannya.
Menurut Nasir, dalam undang-undang kepolisian, Presiden harus memberikan penjelasan kepada DPR RI.
“Dalam undang-undang kepolisian itu agar presiden memberi sejumlah alasan kepada DPR. Ada alasan diluar normatif yang mampu membuat publik yakin. Karena ini adalah kapolri termuda dan terlama kalau jadi,” jelas Nasir. (Pemberitaan DPR RI)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.