Ketua BKSAP Hadiri Pertemuan 37th Steering Committee of the Parliamentary Conference on the WTO
Ketua BKSAPNNurhayati Ali Assegaf menghadiri pertemuan 37th Steering Committee of the Parliamentary Conference on the WTO.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf menghadiri pertemuan 37th Steering Committee of the Parliamentary Conference on the WTO, Jenewa (28/10/2016).
Pertemuan itu juga diikuti oleh 10 perwakilan parlemen anggota steering committee serta dihadiri pula oleh Parlemen Eropa, Inter-Parliamentary Union (IPU), dan World Trade Organization (WTO).
Bertempat di markas besar IPU, pertemuan itu membahas empat agenda utama, antara lain : pemaparan hasil kerja WTO, perkembangan terkait negara anggota baru WTO, perkiraan perdagangan dunia ke depan, serta pembahasan pernyataan bersama (draft statement).
Ketua BKSAP terlibat aktif di sepanjang rangkaian acara.
Pada sesi pertama, Nurhayati menyampaikan perdagangan global dapat mengurangi tingkat kemiskinan serta menciptakan lapangan kerja baru.
“Parlemen Indonesia memandang bantuan perdagangan atau paid for trade dapat mendorong terciptanya perdagangan yang inklusif melalui pembangunan kapasitas terutama bagi masyarakat dari negara berkembang dan negara miskin”, paparnya.
Selanjutnya, sesi kedua membahas tentang perkembangan terkini negara anggota baru WTO.
Dimitar Bratanov selaku perwakilan WTO di bidang hubungan ekonomi memaparkan semenjak tahun 1995, negara anggota WTO bertambah sebanyak 36 negara, yang 10 diantaranya merupakan least developed country.
Saat ini, negara anggota WTO tercatat berjumlah 164 negara.Di sesi kedua ini, Ketua BKSAP mengingatkan negara yang ingin bergabung menjadi anggota WTO perlu melihat kapasitas negaranya.
Beberapa kasus negara yang ingin bergabung diharuskan melakukan perubahan kebijakan dan membuka akses pasar yang diluar kemampuannya.
“Negara anggota WTO perlu memfasilitasi proses integrasi negara baru sesuai kemampuan pembangunan negara tersebut,”saran Nurhayati.
Lebih lanjut Nurhayati menjelaskan bahwa Indonesia senantiasa mendukung program-program yang membantu negara berkembang, serta kelompok masyarakat yang kurang mampu agar mereka mendapat manfaat dari perdagangan global.
Dikenal vokal terhadap pemberdayaan perempuan, Nurhayati merekomendasikan kepada forum supaya perdagangan global tidak melupakan pentingnya peran perempuan.
“Perempuan tidak hanya sebagai tenaga kerja dan ikut serta dalam aktivitas perekonomian, namun harus turut serta dalam pengambilan keputusan” sarannya.
Sesi terakhir merupakan sesi adoption of statement berlangsung sangat menarik.
Draft statement tersebut berisi pentingnya peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perempuan, dan anak muda dalam sistem perdagangan global.
Selain itu, negara anggota juga sepakat untuk menciptakan kebijakan yang mendorong UMKM dan negara miskin agar lebih terlibat dalam rantai nilai global (global value chain).
Draft statement juga berisi ucapan selamat untuk Afghanistan yang menjadi anggota terbaru WTO yang ke 164.
Ketua BKSAP beberapa kali menyampaikan saran dan pendapatnya terkait draft statement yang disiapkan oleh IPU, termasuk dimasukkannya paragraf tambahan terkait pentingnya peran parlemen.
Peran aktif Indonesia mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari negara lain dimana saran dan masukan yang diajukanoleh Indonesia, diterima oleh forum untuk kemudian dijadikan sebagai final statement.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.