DPR RI Dukung Penguatan Kerjasama Ekonomi dengan Djibouti
Djibouti mungkin bukan negara yang familiar di telinga masyarakat Indonesia. Padahal letak negaranya yang strategis menjadikan Djibouti sebagai pintu
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, DOHA - Djibouti mungkin bukan negara yang familiar di telinga masyarakat Indonesia. Padahal letak negaranya yang strategis menjadikan Djibouti sebagai pintu masuk ke Laut Merah dan menguasai 70 persen pergerakan perdagangan melalui jalur maritim di Afrika Timur.
Tidak hanya membuka pintu masuk bagi produk-produk Indonesia ke kawasan Afrika, tetapi posisi geografis Djibouti menjadikannya sebagai hub menuju Eropa dan Timur Tengah.
Hal ini mengemuka pada pertemuan bilateral antara Wakil Ketua DPR RI, Dr. Aziz Syamsuddin, dengan Ketua Parlemen Djibouti, Mohamed Ali Houmed, di sela-sela the 7th Global Conference of Parliamentarians Against Corruption di Doha, Qatar, tanggal 9-10 Desember 2019.
Baca: Dari Qatar, Gopac Serukan Ajakan Institusi Parlemen yang Lebih Berintegritas
Berbagai aspek penguatan kerjasama dibahas dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan akrab. Djibouti memandang Indonesia sebagai sahabat dekat dan mengapresiasi langkah-langkah DPR RI untuk mempererat hubungan bilateral antara kedua parlemen.
Pada kesempatan ini Djibouti menyampaikan mengenai keinginan membentuk grup kerjasama bilateral dengan DPR RI. Kelompok persahabatan antar kedua parlemen tersebut dapat menjadi mekanisme yang mengeratkan kerjasama di antara kedua parlemen.
“DPR RI di periode baru ini tengah dalam proses mengidentifikasi negara-negara yang strategis sebagai mitra grup kerjasama bilateral. Permintaan dari Djibouti tentunya akan dipertimbangkan dan kami akan membuka komunikasi yang lebih intensif dengan Parlemen Djibouti sebagai tindak lanjut permintaan mereka,” demikian disampaikan Aziz Syamsuddin.
Baca: Peringati Hari HAM, Puan Maharani Singgung Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Penguatan kerjasama diantara kedua negara dapat berkontribusi terhadap penguatan kerjasama di level regional. Kedua negara memiliki kesamaan dari sisi keanggotaan di pasar bersama regional. Indonesia merupakan anggota aktif ASEAN dan Djibouti merupakan anggota Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA).
Dengan adanya dialog di antara kedua parlemen, diharapkan dapat menuju kerjasama perdagangan yang lebih intensif di level kerjasama antar kawasan.
Kedua parlemen memandang masih terbuka lebar kesempatan untuk mengembangkan kerjasama di berbagai bidang. Performa perdagangan kedua negara juga masih dapat ditingkatkan.
Baca: Kota Surakarta Siap Laksanakan Pilkada 2020
Di tahun 2018 tercatat nilai perdagangan Indonesia dengan Djibouti mencapai USD211 juta, surplus di pihak Indonesia sekitar 90 persen.
Salah satu bidang yang sangat prospektif untuk dikembangkan dan menarik minat Djibouti adalah sektor geothermal. Selain itu kedua pimpinan parlemen bertukar pandangan mengenai kerjasama bidang ekonomi, budaya dan olahraga.
Untuk mengenal Djibouti secara lebih dekat, Parlemen Djibouti mengundang pimpinan DPR RI untuk melakukan lawatan resmi. Dalam pertemuan ini, Wakil Ketua DPR RI didampingi Wakil Ketua BKSAP, H.A. Hafisz Thohir. (*)