Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi VI Berencana Ciptakan Barometer Harga Komoditas Nasional

Dengan memiliki barometer tersebut diharapkan harga bahan baku komoditas di Indonesia tidak mudah naik atau turun sehingga tercipta stabilitas perekon

Editor: Content Writer
zoom-in Komisi VI Berencana Ciptakan Barometer Harga Komoditas Nasional
Jaka/Man (dpr.go.id)
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima. 

TRIBUNNEWS.COM - Melihat harga komoditas bahan baku yang terus berubah, sehingga berpengaruh terhadap kestabilan harga perekonomian di masyarakat, Komisi VI DPR RI berencana untuk menciptakan barometer harga komoditas bahan baku nasional.

Dengan memiliki barometer tersebut diharapkan harga bahan baku komoditas di Indonesia tidak mudah naik atau turun sehingga tercipta stabilitas perekonomian.

Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima dalam rapat yang diikutinya secara virtual antara Komisi VI DPR RI dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (29/6/2021).

Ia berpendapat, dengan adanya patokan harga nasional dapat memberikan proteksi penguatan kepada ekonomi kerakyatan.

“Nah kalau harga komoditas ini bisa dijadikan patokan yang tiap hari akan diikuti di tingkat real pasar di bawah, naik turunnya (harga) itu jelas, apakah harga pasar di bawah itu turun atau naik. Kalau sekarang kan patokannya apa, sekarang tidak ada. Nah kami berharap rapat ini salah satu kesimpulannya merekomendasikan supaya dibuat harga-harga komoditas nasional kita,” jelasnya.

Politisi PDI-Perjuangan ini menuturkan, selama ini para produsen di tingkat hulu seperti petani tidak memiliki bayangan harga yang pasti untuk menghitung profit yang mereka harapkan.

Selama ini, dikatakannya yang menjadi patokan harga para petani tersebut adalah harga di tingkat internasional yang jelas tidak relate karena memiliki perbedaan harga yang terlampau tinggi.

Berita Rekomendasi

“Selama ini kita masih mengikuti harga internasional, itupun hanya beberapa komoditas. Saya pikir tidak masuk akal dengan 46 persen penduduk kita yang hidup dari pertanian, kemudian kita bikin instrumen supaya mereka jadi fresh maker, tetapi tidak ada perlindungan harga di tingkat negara sebesar Indonesia ini,” terangnya.

Aria berharap persoalan ini dapat menjadi ikhtiar bersama bagi pemerintah dan DPR terutama dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat-rakyat kecil.

Untuk itu, ia berharap Komisi VI DPR RI dengan Kemendag periode saat ini nantinya dapat memberi kepastian yang positif kepada rakyat terutama para petani dengan segera menciptakan patokan harga komoditas tersebut.

“Ini yang saya pikir perlu jadi ikhtiar kita bersama. Berapa harga komoditas kebutuhan bahan pokok oleh pemerintah itu, bagaimana ini segera Kemendag punya legacy yang akan kita tinggalkan bersama dengan Komisi VI, itu mematok harga komoditas-komoditas masing-masing komoditas untuk disahkan secara nasional,” tandas legislator dapil Jawa Tengah V itu.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas