Merasakan Bahasa Global Sepakbola di Euro 2012
Peluit final Euro 2012 telah ditiup, perhelatan akbar pesta sepakbola terbesar antarnegara Eropa telah berakhir
Penulis: Husein Sanusi
Laporan Wartawan Tribun, Husein Sanusi dari Ukraina
TRIBUNNEWS.COM – Peluit final Euro 2012 telah ditiup, perhelatan akbar pesta sepakbola terbesar antarnegara Eropa telah berakhir. Seiring dengan itu berakhir juga tugas saya melaporkan Euro 2012 langsung dari lokasi kejadian di Polandia dan Ukraina.
Pembaca yang budiman, ada banyak pengalaman dan hal baru saya rasakan selama 42 hari berada di Polandia dan Ukraina. Hal paling berkesan menurut saya adalah merasakan bahasa global sepakbola. Saya benar-benar meyakini bahwa permainan 11 lawan 11 ini tidak sakedar permainan tapi juga mampu membuka sekat-sekat tebal hubungan antarmanusia dengan latar belakang berbeda.
Selama berada di Polandia dan Ukraina saya berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara. Tidak hanya orang Eropa tapi juga beberapa orang dari Amerika Latin dan Asia. Rasanya cukup sulit berkomunikasi dengan mereka karena faktor perbedaan budaya, asal usul belum lagi soal bahasa.
Apalagi jika berbicara tentang bahan obrolan yang kadang nyambung dan kadang tidak. Tapi semuanya terasa jadi mudah saat kami berkomunikasi dengan bahasa sepakbola. Semuanya jadi nyambung saat kami bercerita tentang sepakbola dan beberapa kejadian unik seputar sepakbola yang terjadi di beberapa belahan dunia.
Yang awalnya tidak akrab karena bahasa sepakbola jadi akrab. Semuanya menjadi mudah karena diskusi sepakbola. Kami bisa saling tegur sapa, tersenyum, bertukar pikiran, menikmati kegembiraan bersama setelah semuanya terbuka dengan kata kunci sepakbola.
Yang paling saya kagumi dari interaksi tersebut adalah sikap saling menghormati dan meleburnya semua perbedaan bangsa, suku, budaya, agama dan semua simbol perbedaan yang biasanya jadi penghalang. Sepakbola membuat semua orang bersatu dalam kebersamaan satu rasa tanpa peduli dengan perbedaan yang ada. Miskin ataupun kaya semuanya sama bisa menikmati emosi sepakbola.
Meski pernah mendapati kerusuhan antarsuporter saat Rusia bentrok dengan Polandia namun skala kerusuhan masih kecil dan bisa dengan cepat dikendalikan tanpa harus ada jatuhnya korban nyawa melayang. Alangkah indahnya atmosfer sepakbola yang dibalut dengan nuansa keamanan.
Pendukung tim yang menang bebas meluapkan emosi sesuka mereka dengan batasan tetap menghormati hak-hak orang lain. Bisa saja pendukung Italia marah kepada fans Spanyol saat mereka mengejek karena kegagalan timnas Italia. Tapi dengan besar hati fans Italia mengakui kekalahan itu dengan mengatakan Spanyol bermain lebih bagus daripada Italia.
Pada akhirnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses liputan di Polandia dan Ukraina terutama kepada keluarga besar KBRI Polandia, WNI Polandia dan beberapa pelajar di Universitas Warsawa. Selamat tinggal Polandia sampai jumpa di lain kesempatan.(husein sanusi)