Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waldi Bersyukur Bisa Berangkat Haji Bersama Istri Setelah 20 Tahun Kumpulkan Uang Hasil Menyopir

Sehari-hari Waldi bekerja sebagai sopir mendistribusikan produk dalam jumlah yang banyak menggunakan roda empat milik kakaknya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Waldi Bersyukur Bisa Berangkat Haji Bersama Istri Setelah 20 Tahun Kumpulkan Uang Hasil Menyopir
Tribunpadang.com/Rizka Desri Yusfita
Waldi Idrus (49), seorang sopir di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, akhirnya bisa berangkat haji tahun ini setelah 20 tahun menabung. TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Waldi Idrus (49), merasa bersyukur karena tahun ini bisa berangkat bersama istri tercinta untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Ditemui di Aula Utama Asrama Haji Embarkasi Padang, Waldi Idrus tampak semringah sembari memegang satu kantong obat-obatan yang akan dibawanya ke Arab Saudi.

Ia tak menduga akan dipanggil Allah bersama istri untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

"Saya terharu dan bersyukur masih sempat dipanggil Allah untuk berangkat ke Tanah Suci. Ini kan panggilan Allah, bukan panggilan manusia," kata ayah lima orang anak ini.

Siapa sangka, Waldi Idrus yang bekerja sebagai sopir bisa berangkat haji tahun ini.

Sehari-hari ia bekerja sebagai sopir mendistribusikan produk dalam jumlah yang banyak menggunakan roda empat milik kakaknya.

BERITA TERKAIT

Ia mendistribusikan barang ke grosir atau toko.

Upah sebagai sopir itulah yang disisihkan untuk ditabung sejak 20 tahun lalu.

Waldi Idrus tinggal di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman.

Mulai dari Kecamatan Panti menuju Kecamatan Padang Gelugur kemudian Tapus hingga ke Rao, ia menyinggahi kedai-kedai milik warga untuk mengantar barang.

Sesekali ia juga melewati rute Kecamatan Panti menuju Lubuk Sikaping dan Panti menuju Kecamatan Duo Koto Pasaman.

Waldi Idrus mengantar barang seperti buku, pena, dan alat tulis lainnya ke grosir atau toko.

Upah yang tak menentu tak jadi soal. Yang penting mimpi berhaji menurutnya bisa terkabul.

"Sejak lajang saya sudah bekerja. Sekitar tahun 1995 lah. Upah yang didapatkan tergantung. Namanya juga jalan-jalan ngisi warung. Kalau ada jual beli, tentu banyak untung. Kalau jual beli sedikit, tentu sedikit juga untungnya," ungkap Waldi Idrus.

Baca: Peternak Ayam Gugat Datuk Penghulu Rp 1 M, Berawal dari Aksi Unjuk Rasa Akibat Serangan Hama Lalat

Baca: Berawal dari Chatting di Medsos, Istri Polisi Nyaris Diamuk Warga

Berkat usaha dan kerja kerasnya selama 20 tahun, Waldi Idrus mampu menyisihkan uangnya untuk dapat mewujudkan keinginannya.

"Ya menabung mulai dari sedikit-sedikit. Kata orang lama kan jadi bukit," ucapnya tersenyum.

Ia sudah berkeinginan berangkat ke Tanah Suci sejak masih lajang.

Waldi Idrus mengatakan, agar bisa mendaftar haji, ia harus mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta.

"Awal mendaftar harus mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi.
Nomor porsi ini adalah semacam nomor antrean untuk berangkat haji," jelas Waldi Idrus.

Setelah itu, ia semakin giat melunasi ongkos haji dalam 8 tahun belakangan.

Akhirnya, ia mendapat nomor porsi pada tahun 2011 dan kemudian ia bisa mendaftar haji.

Memiliki lima anak yang masih sekolah, tak menyurutkan niat hati Waldi Idrus menyisihkan uangnya untuk berhaji.

Waldi Idrus mengaku ia mendapat pesan dari neneknya untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

"Cita-cita naik haji sejak turun temurun. Nenek saya pernah bilang, kalau ada rezeki, silakan pergi haji. Begitupun dengan ibu saya. Kalau ada rezeki, nak, berangkatlah haji," ujar Waldi menirukan pesan nenek dan ibunya.

Waldi Idrus (49), seorang sopir di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, akhirnya bisa berangkat haji tahun ini setelah 20 tahun menabung. TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA
Waldi Idrus (49), seorang sopir di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, akhirnya bisa berangkat haji tahun ini setelah 20 tahun menabung. TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA (Tribunpadang.com/Rizka Desri Yusfita)

Suami dari Nur Aini ini mengatakan, dari semua anggota keluarga, hanya dia yang belum menginjakkan kaki ke Mekah.

"Orang tua saya sudah naik haji. Terus saudara-saudara juga sudah naik haji. Kini tinggal saya sendiri. Saya anak bungsu yang akan berangkat," ucapnya.

Dari situlah Waldi Idrus semakin giat menabung dengan mengumpulkan uang hasil berkeliling mengantar barang ke grosiran atau toko.

"Motivasi dari nenek dan orang tua," ujarnya.

Waldi Idrus berharap selamat sampai Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air.

Ia juga berdoa agar diberikan kesehatan, dimudahkan rezeki, dan sehat-sehat seluruh anggota keluarganya.

Di Tanah Suci, Waldi akan menghabiskan waktu selama 42 hari. Sementara, anak-anaknya ditinggalkan bersama saudaranya yang lain.

Baca: Rey Utami dan Pablo Benua Naik Mobil Tahanan Usai Belasan Jam Diperiksa Polisi

Baca: Tepis Tudingan Pansos dari Barbie Kumalasari, Bagus Saputra Ungkap Alasannya Muncul ke Publik

Layaknya calon jemaah haji yang telah siap bertolak ke Tanah Suci, Waldi Idrus bersama sang istri juga telah mempersiapkan segala pakaian dan perlengkapan.

"Cuma berbekalan baju ihram, baju sehari-hari dan handuk. Kami tidak ada membawa makanan," jelasnya.

Idrus mengaku membendung rasa sedih yang amat dalam ketika meninggalkan keluarganya.

"Diantar sama keluarga hingga ke Lubuk Sikaping. Ketika berangkat sangat sedih meninggalkan keluarga. Sekarang gak terasa lagi," ujarnya.

Waldi Idrus semata-mata naik haji hanya untuk mendapatkan ridho Allah.

"Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul 20 Tahun Kumpulkan Upah Jadi Sopir di Pasaman Sumbar, Waldi dan Istri Akhirnya Bisa Naik Haji

Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas