Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasrah Dalam Penantian, Mbah Sarmi Nenek Sebatang Kara Itu Akhirnya berangkat ke Tanah Suci

Dia mengaku terus menjaga kesehatannya demi bisa berangkat ke Embarkasi Surabaya dan menunaikan Rukun Islam ke lima di Makkah.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasrah Dalam Penantian, Mbah Sarmi Nenek Sebatang Kara Itu Akhirnya berangkat ke Tanah Suci
Istimewa
Nenek Sarmi (74), asal Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, saat digendong menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (17/7/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keterbatasan fisik tak membuat Sarmi, nenek 74 tahun asal Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, putus harapan untuk pergi beribadah ke tanah suci.

Dan nyatanya doanya terkabul, tahun ini nenek Sarmi dijadwalkan berangkat ke tanah suci bersama kelompok terbang (kloter) 34 Embarkasi Surabaya, Kamis (18/7/2019).

Saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, senyum sumringah nenek Sarmi terus terpancar di wajahnya.

Di usianya yang senja dan hidup sebatang kara, nenek Sarmi sangat antusias pergi beribadah ke Tanah Suci.

"Saya kemarin digendong dan difoto di bus. Saya bilang sudah jangan digendong, saya tidak sakit," kata Sarmi kemudian tertawa, Rabu (17/7/2019) malam.

Baca: Prediksi Susunan Pemain Persela Lamongan vs Bali United di Liga 1 2019, Teco Waspadai Ambisi Persela

Baca: Dua Bocah TK Ditemukan Tak Bernyawa di Tambak Udang

Baca: ‎Eks Pejabat PPATK, Komnas HAM, LPSK hingga Ketua Dewan Pers Ikutii Tes Uji Kompetensi Capim KPK

Dia mengaku terus menjaga kesehatannya demi bisa berangkat ke Embarkasi Surabaya dan menunaikan Rukun Islam ke lima di Makkah.

"Saya sempat sakit-sakitan sebelum berangkat haji. Tapi saya berdoa kalau tidak ikut ke Surabaya ya ditunda lagi," kata dia.

Berita Rekomendasi

Empat Kali Tunda Pendaftaran Haji

Nenek Sarmi mengatakan telah menunggu bertahun-tahun lantaran sempat tertunda hingga empat kali pendaftaran.

Dibantu seseorang yang merawatnya, Sarmi kerap menanyakan pendaftaran haji di tingkat desa hingga kecamatan.

"Saya mengurus sudah lama. Mundur lagi, mundur lagi, tapi saya tunggu saja.

Yang mendaftarkan menyuruh saya umroh saja katanya sama dengan haji, tapi saya tunggu saja tidak apa-apa bertahun-tahun," kata Sarmi.

Keyakinan itu terus ia pegang. Mbah Sarmi mengatakan pasrah dalam penantiannya.

"Saya daftar di desa terus katanya disuruh daftar langsung ke Kecamatan Tulungagung.

Saya tunggu saja, kalau beberapa tahun itu andai diambil Allah, ya monggo. Saya tunggu pasrah sampai bisa berangkat," kata dia.

Menurut nenek Sarmi, ia sempat cemas siapa nanti yang akan membantunya di tanah suci.

"Empat kali menunggu. Alhamdulillah bisa diberangkatkan. Nanti di sana (Makkah) apa kata yang bantu, kalau jalan saya kuat ya saya jalan. Kalau tidak, ya kursi roda. Pasrah ikut, yang bantu (petugas haji)," katanya.

Sehari-hari Bekerja di Ladang

Nenek Sarmi membayar biaya haji dari hasil penjualan tanah peninggalan orang tuanya.

"Dikasih orang tua dulu, tanah. Saya jual, saya titipkan untuk daftar haji ini, dan ternyata cukup," kata Sarmi di Asrama Haji Sukolilo Gedung D2, Rabu (17/7/2019) malam.

Sarmi mengaku hidup sendirian di rumah sederhana.

Dia bercerita dalam kesehariannya hanya berladang yaitu jagung maupun singkong.

Penghasilan ladang itu diakunya hanya cukup untuk makan.

"Tidak punya tabungan, seadanya itu dibuat makan. Tani, hasilnya saya jual ke pasar buat makan," kata dia. (Nurika Anisa)

 Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Nenek Sarmi Asal Tulungagung yang Sebatang Kara, Bahagia Bisa Pergi Haji Meski Fisiknya Terbatas

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas