Dianggap Terbesar dan Terbaik, Dirjen Haji Turki Belajar Pengelolaan Haji ke Indonesia
Dengan jumlah 231 ribu jemaah haji, Indonesia menempati urutan pertama dalam daftar teratas negara terbanyak yang mengirim jemaah haji ke Tanah Air
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Dengan jumlah 231 ribu jemaah haji tahun ini, Indonesia menempati urutan pertama dalam daftar teratas negara terbanyak yang mengirim jemaah haji ke Tanah Suci.
Bukan hanya tahun ini saja bahkan setiap tahun Indonesia selalu menjadi perhatian negara lain karena jumlah jemaah haji terbanyak se-dunia.
Istimewanya, jemaah haji Indonesia selalu dipandang sebagai jemaah haji yang paling tertib dan patuh selama berada di Arab Saudi.
Faktor ini yang membuat negara lain penasaran terutama terhadap pola manajemen pengaturan jemaah haji Indonesia.
Baca: Pembunuh Satu Keluarga di Serang Banten Ditangkap Saat Bersembunyi di Tulang Bawang, Lampung
Baca: Lima Point Ini Disampaikan Ronny F Sompie Saat Pertemuan Tahunan Dirjen Imigrasi se Asean
Baca: RUU Pertanahan Harus Dibahas Mendalam dan Jangan Terburu-buru
Turki adalah satu negara yang kagum dengan pengelolaan haji Indonesia.
Dirjen Haji dan Umrah Turki, Ramzi Birjan, pun mendatangi Kantor Urusan Haji Indonesia di Daker Makkah, Selasa (20/8/2019) untuk melakukan studi banding.
“Kenapa kami memutuskan untuk belajar dari Indonesia soal haji karena Indonesia merupakan negara terbesar pengirim jemaah haji ke Arab Saudi. Jemaah haji Indonesia juga terkenal sangat rapi, tertib dan patuh. Kami ingin mengetahui pengelolaan hajinya seperti apa,” kata Ramzi di Kantor Daker Makkah.
Kehadiran Dirjen Haji dan Umrah Turki ini disambut Dirjen Pengelolaan Haji dan Umrah Indonesia, Nizar Ali beserta dengan jajarannya.
Diskusi dan tukar menukar informasi berlangsung di ruang rapat Daker Makkah.
“Banyak hal yang saya dapatkan dari sini, kami senang bisa bersilaturahmi dengan petugas di sini. Tujuan utama saya bisa berkenalan dengan pejabat di misi haji Indonesia dan Alhamdulillah itu sudah terlaksana,” kata Ramzi.
Jika dibandingkan dengan Indonesia, jumlah jemaah haji Turki sebenarnya hanya seperempatnya.
Turki hanya memiliki kuota dari Arab Saudi sebanyak 80 ribu jemaah haji.
“Untuk pengorganisasian haji di Turki sangat sulit karena bagaimana kita bisa mengorganisir 80 ribu jemaah haji berangkat dari Makkah ke Arafah pada waktu bersamaan dan dari Arafah ke Muzdalifah ini suatu hal yang sangat sulit,” kata Ramzi.