Pasang Ring Jantung di Madinah, Siti Zahro Panjatkan Doa: Izinkan Aku Berhaji Ya Allah
Siti Zahro (62) hanya bisa memanjatkan doa agar kuat menjankan ibadah haji setelah dirinya pasang ring di Madinah.
Penulis: Aji Bramastra
Editor: Adi Suhendi
Tim KKHI menyebut, fungsi jantung Zahro praktis tersisa 35 persen.
Tapi, semangat Zahro untuk berhaji, tetap menyala di tengah ketidakberdayaannya.
Dokter Rifky Mubarok, dokter di KKHI Madinah yang merawat nenek Zahro, yang menceritakan akan hal itu.
"Sempat cerita ke saya, sudah menunggu lama berhaji. Semangatnya untuk sembuh dan melanjutkan haji sungguh besar," kata Rifky, yang di Indonesia bertugas sebagai dokter di RSUD Banten ini.
Menurut Rifky, dengan kondisinya itu, Zahro masih menolak dibadalhajikan, alias diwakilkan untuk menunaikan rukun haji.
Baca juga: Momen Haru Hari Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah, Bersyukur Bisa Panjatkan Doa di Raudhah
Tim KKHI pun mengeluarkan rekomendasi agar Zahro masuk dalam keompok safari wukuf, atau berwukuf di dalam ambulans atau kendaraan.
"Amiin, amiin, doakan saya sempat berhaji," kata Zahro menjawab doa Tribunnews.com, sebelum pintu ambulans ditutup.
Zahro masih sempat mengangkat tangan sebelum pintu ambulans ditutup.
Lambaian tangan, tanda sampai jumpa dari Zahro di dalam ambulans, menjadi tanda terimakasihnya untuk tim dokter KKHI Madinah yang telah merawatnya di Madinah.
Tergeletak di Masjid Nabawi
Siti Zahro ditemukan tak sadarkan diri di kompleks Masjid Nabawi,
Ia pingsan, saat akan pergi menunaikan salat Asar di Masjid Nabawi melalui pintu 13.
Pasien kemudian dibawa ke Emergency Medical Team (EMT) Nabawi dan dibawa ke klinik Al Safiah.
Dalam perjalanan menuju klinik, Zahro diduga mengalami henti jantung.
Dokter Fajriani Damhuri, dokter kloter JKG 011, Zahro memiliki riwayat hipertensi dan tidak minum obat.
Ia tetap memaksakan diri berangkat ke masjid Nabawi sejak jam tiga pagi sampai sore tanpa istirahat.
Peristiwa ini pun menjadi pengingat, agar jamaah calon haji Indonesia diingatkan untuk bijak menjaga kondisi fisik dengan meminimalisir kegiatan ibadah sunnah.