Dapat Jadwal Tunggu 2046, Kakek Harun Berusia 119 Tahun Tak Menyangka Bisa Berangkat Haji Tahun Ini
Kakek Harun tak menyangka bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5 pada tahun ini. Padahal dirinya mendapat jadwal tunggu keberangkatan haji tahun 2046.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Kakek Harun, warga Dusun Karang Duak, Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura tercatat sebagai jadi jemaah haji lanjut usia (lansia) tertua se-Indonesia tahun 2023 ini.
Kakek Harun saat ini berusia 119 tahun.
Tubuhnya nampak masih sehat dan bugar di usianya yang sudah lanjut itu.
Tahun 2023 ini, Kakek Harun berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji.
Baca juga: Layanan BSI Sempat Terganggu, Pelunasan Biaya Haji Kemungkinan Jadi Mundur?
Ia tak menyangka bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5 pada tahun ini.
Padahal dirinya mendapat jadwal tunggu keberangkatan haji tahun 2046.
Menurut kakek Harun, doanya selama ini diijabah oleh Yang Maha Kuasa.
Ia bersyukur dan senang bisa berdoa langsung di Tanah Suci Mekkah tahun ini.
Berikut kisah kakek Harun yang rela menjual tanahnya untuk mendaftarkan ibadah haji.
Kakek 5 bersaudara ini menceritakan, tahun 2017 lalu, dia menjual tanahnya Rp 80 juta untuk mendaftar haji.
Di tahun itu, kakek Harun membayar uang muka Rp 29 juta melalui biro penyelenggara haji dan umrah Assyarifain yang tak jauh dari desanya.
Lalu tanggal 29 Januari 2018, berkat hasil menabung dari penjualan ayam kampung, kakek Harun kembali menyetor uang sebesar Rp 8 juta.
Untuk melunasi kekurangan biaya pendaftaran haji ke biro itu, kakek Harun harus merelakan menjual dua sapi betina kesayangannya yang dipelihara selama 2 tahun setelah mendapat kabar masuk kuota keberangkatan haji tahun 2023 ini.
Baca juga: VIDEO Kisah Pilu Kakek Harun, Calon Jemaah Haji Tertua Berusia 119 Tahun Asal Pamekasan
Masing-masing sapinya laku dengan harga berbeda, sapi betina yang besar laku Rp 10 juta dan sapi jantan yang kecil laku Rp 7,5 juta.
Berkat penjualan sapi peliharaannya tersebut, kakek Harun pada 29 Maret 2013 membayar kekurangan biaya pendaftaran hajinya sebesar Rp 13 juta.
Setelah itu, pada 10 April 2023, kakek Harun langsung melunasi sepenuhnya dengan kekurangan biaya pelunasan senilai Rp 10 juta.
"Bulan puasa kemarin dua sapi saya yang dijual untuk melunasi kekurangan biaya berangkat haji itu," ujar kakek Harun.
Kakek Harun berniat akan mendoakan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya ketika pertama kali menginjakkan kaki di Makkah.
"Saya juga akan berdoa memohon keberkahan hidup, panjang umur, dan selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dunia akhirat," ucap kakek Harun dengan mata berkaca-kaca.
Berdasarkan jadwal keberangkatan haji tahun 2023 ini, kakek Harun akan berangkat ke tanah suci Mekkah pada 24 Mei 2023 mendatang.
Saat ini, kakek Harun telah menyiapkan semua kebutuhan keberangkatan hajinya, mulai pakaian ganti, dan peralatan mandi.
Baca juga: Kementerian Agama Siapkan Skema Penyerapan Kuota Haji Tambahan
Ditipu Pembeli, Dibayar Pakai Uang Palsu
Pada bulan puasa kemarin, kakek Harun sempat berdagang ayam kampung ke sejumlah pasar di Pamekasan dan Sampang memakai sepeda onthel kesayangannya.
Saat melakukan aktivitas berdagang ayam kampung itu, ia mengaku sering ditipu pembeli yang membayar dengan uang palsu.
Padahal, uang hasil menjual ayam tersebut ia niatkan ditabung untuk keperluan biaya berangkat haji.
"Biasanya berangkat jualan pukul 6 pagi, dan pulang pukul 12 siang. Jual ayam kampung di Pasar Madulang, Omben, Sampang, Pasar Panaguan, Proppo, dan Pasar Badung Pamekasan," cerita kakek Harun dengan suara terbata-bata, Rabu (10/5/2023) siang.
Keseharian Harun di rumahnya dikenal sebagai kakek yang taat ibadah.
Setiap malam, kakek Harun tak pernah absen mengaji di surau bambu yang berada di depan rumahnya.
Di surau berukuran 5 x 4 meter itu pula tempat kakek Harun tidur.
Urusan salat lima waktu, Kakek Harun masih kuat ibadah layaknya orang biasa.
Perihal penggunaan bahasa sehari-hari, kakek Harun tidak bisa komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia.
Ia hanya bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Madura.
Namun kakek Harun juga pandai berbahasa Belanda dan Jepang.
Di rumahnya Dusun Karang Duak, Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, kakek Harun tinggal bersama anak bungsunya.
Ia dikaruniai 7 orang anak setelah lima kali menikah.
Saat ini, kakek Harun mempunyai 28 cucu yang tinggal di kampung berbeda.
Di kampungnya, kakek Harun berstatus kakek duda setelah istrinya yang kelima meninggal bulan Mei 2022 lalu.
Pendengaran kakek Harun yang lahir tahun 1904 ini sedikit terganggu.
Namun penglihatannya masih jelas.
Aktivitas keseharian yang dilakukan Kakek Harun layaknya orang biasa.
Makan sendiri, mandi sendiri, dan ganti pakaian sendiri.
Uniknya, kakek Harun saat makan harus minum air hangat atau jeruk hangat.
Ini diyakini bisa membuat umurnya menjadi panjang. (tribun madura/ Kuswanto Ferdian)