Jemaah Haji Tak Perlu Khawatir, Kemenkes Siapkan Dua Klinik Kesehatan di Makkah dan Madinah
Selama penyelenggaraan ibadah Haji, Kemenkes mendirikan 2 KKHI yakni KKHI Makkah di Aziziyah Janubiyah Makkah dan KKHI Madinah di Al Arid Madinah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasional ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi telah dimulai pada hari ini, Rabu (24/5/2023) dini hari, saat mulai diberangkatkannya 388 jemaah Haji kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01) ke tanah suci.
Terkait kenyamanan para jemaah Haji saat berada di Arab Saudi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan untuk jemaah haji Indonesia di Arab Saudi melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Untuk diketahui, KKIH merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang diperuntukkan bagi jemaah haji Indonesia.
Baca juga: BREAKING NEWS: 393 Jamaah Kloter I Indonesia Tiba di Madinah
Selama penyelenggaraan ibadah Haji, Kemenkes mendirikan 2 KKHI yakni KKHI Makkah di Aziziyah Janubiyah Makkah dan KKHI Madinah di Al Arid Madinah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan bahwa dua lokasi KKHI ini sangat strategis karena berada di jalur perlintasan oara jemaah Haji saat beribadah.
"KKHI Makkah lokasinya sangat strategis yakni di dekat Masjidil Haram, Mina dan jalan menuju Arafah," kata Liliek, dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan yang dikutip Tribunnews, Rabu (24/5/2023).
Baca juga: Penerbangan Haji 2023 Hari Pertama, Garuda Angkut 1.932 CJH ke Madinah
Berkaca dari penyelenggaraan sebelumnya, biasanya para jemaah haji mulai mengalami kelelahan pada saat puncak ibadah Haji.
Hal ini ditandai dengan penuhnya KKHI Makkah oleh jemaah haji dengan berbagai kondisi, mulai dari kelelahan hingga sakit.
"Biasanya pada saat puncak ibadah Haji sekitar 5 sampai dengan 9 dzulhijjah, KKHI Makkah sudah dipenuhi oleh jemaah Haji yang mulai kelelahan dan jatuh sakit," jelas Liliek.
Terkait jenis pelayanan kesehatan yang disediakan KKHI di antaranya pelayanan rawat jalan, rawat inap, emergency, intensive dan high care unit, rujukan, pemeriksaan penunjang.
Kemudian pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanzul dan evakuasi.
Lalu untuk kapasitas yang dimiliki KKHI Makkah yakni 257 tempat tidur yang terdiri dari 223 tempar tidur rawat inao, 11 tempat tidur ICU, dan 24 tempat tidur Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Selain itu, KKHI ini tidak hanya dilengkapi dengan poliklinik gigi dan rehabilitasi medik saja, namun juga laboratorium, pelayanan kefarmasian, serta sarana pendukung seperti ruang operasi, USG, EKG dan 3 unit ambulans gawat darurat.
Sedangkan KKHI Madinah yang memiliki skala lebih kecil memiliki kapasitas 69 tempat tidur yang terdiri dari 10 tempat tidur IGD, 7 tempat tidur Intensive Care Unit (ICU), 2 tempat tidur isolasi, 43 tempat tidur rawat inap dan 7 tempat tidur psikiatri.
KKHI ini juga dilengkapi dengan laboratorium, apotek, poli gigi, 11 unit ambulans serta sarana pendukung seperti USG, EKG dan Echocardiografi.
"Walaupun KKHI Madinah skalanya lebih kecil daripada KKHI Makkah, namun tetap memiliki pelayanan seperti rumah sakit dengan pelayanan spesialis," papar Liliek.
Baca juga: Jemaah Haji Wajib Tahu! Jangan Coba-coba Tak Pakai Sandal, Waspadai Ancaman Kaki Melepuh
Nantinya, untuk menghadapi puncak ibadah Haji, KKHI Makkah juga dilengkapi dengan pelayanan spesialis meliputi Spesialis Penyakit Dalam, Paru, Jantung dan Pembuluh Darah, Saraf, Jiwa, Bedah, Anestesi, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi serta Kedokteran Penerbangan.
Lalu untuk pelayanan spesialis KKHI Madinah yakni Anestesi, Bedah, Pengobatan emergency, Jantung dan Pembuluh Darah, Penyakit Dalam, Paru, Saraf, Orthopedi dan Kedokteran jiwa.
Seluruh pelayanan kesehatan ini merupakan salah satu upaya untuk memadstikan kelancaran ibadah Haji dan menekan angka kematian jemaah Haji Indonesia.
Sebelumnya Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Akhmad Fauzin mengatakan bahwa pemerintah mengimbau para jemaah Haji yang akan pergi ke tanah suci untuk menyiapkan diri secara baik.
Hal ini untuk mengantisipasi suhu panas yang tengah terjadi di Arab Saudi yang mencapai 41 derajat Celcius.
Oleh karena itu, para jemaah Haji diimbau untuk selalu menjaga kesehatan sebelum keberangkatan.
Ada 3 hal utama yang diingatkan pemerintah agar kondisi tubuh para jemaah tidak mudah lelah maupun sakit saat menjalankan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Mulai dari istirahat yang cukup, makan tepat waktu dan perbanyak mengkonsumsi air putih.
Terutama bagi gelombang pertama yang diberangkatkan ke Madinah al-Munawwaroh yang dimulai pada hari ini, 24 Mei 2023, mereka akan menjalani Arbain atau salat berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, sebelum diberangkatkan ke Mekkah.
"Pemerintah mengimbau seluruh jemaah haji untuk selalu menjaga kesehatan dengan istirahat cukup, makan tepat waktu, dan perbanyak minum. Saat ini, suhu di Madinah mencapai 41 derajat celcius," kata Akhmad Fauzin, dalam Konferensi Pers Penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 H/2023 M, di kanal YouTube Kemenag RI, Selasa (23/5/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS: 393 Jemaah Haji Kloter I Indonesia Tiba di Madinah
Ia pun menyebut bahwa pada penyelenggaraan Ibadah Haji tahun ini, total ada 7.510 jemaah dari 19 (kelompok terbang) kloter yang berangkat pada 24 Mei 2023.
"Total ada 7.510 jemaah yang akan berangkat pada 24 Mei 2023. Mereka terbagi dalam 19 kloter," jelas Akhmad Fauzin.
Terkait 19 kloter itu tergabung dalam 8 embarkasi, meliputi:
1. Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) berjumlah 4 kelompok terbang.
2. Embarkasi Solo (SOC) 4 kelompok terbang.
3. Embarkasi Makassar (UPG) 2 kelompok terbang.
4. Embarkasi Aceh (BTJ) 1 kelompok terbang.
5. Embarkasi Medan (KNO)
1 kelompok terbang.
6. Embarkasi Batam (BTH) 2 kelompok terbang.
7. Embarkasi Surabaya (SUB) 3 kelompok terbang.
8. Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) 2 kelompok terbang.
Para jemaah Haji Indonesia akan diberangkatkan ke tanah suci menggunakan dua maskapai.
Maskapai pertama adalah maskapai pelat merah Garuda Indonesia dan maskapai kedua adalah Saudia Airlines.
"Jemaah Haji Indonesia akan diberangkatkan menuju Arab Saudi dengan menggunakan dua maskapai, yaitu Garuda Indonesia dan Saudia Airlines," kata Akhmad Fauzin.
Khusus Garuda Indonesia, kata dia, akan membawa jemaah yang berasal dari 9 embarkasi, termasuk Jakarta-Pondok Gede.
"Maskapai Garuda Indonesia akan mengangkut jemaah yang berasal dari sembilan embarkasi, yaitu Aceh, Medan, Padang, Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok," jelas Akhmad Fauzin.
Sedangkan jemaah yang diangkut Saudia Airlines nantinya berasal dari 5 embarkasi termasuk Jakarta.
Total ada 14 embarkasi yang digunakan dalam penyelenggaraan ibadah Haji tahun ini.
"Maskapai Saudia Airlines akan mengangkut jemaah yang berasal dari lima embarkasi, yaitu Batam, Palembang, Jakarta, Surabaya dan Kertajati," pungkas Akhmad Fauzin.
Akhmad Fauzin pun menyebutkan sederet proses yang akan dijalani para jemaah Haji, termasuk memperoleh living cost senilai 750 Saudi Arabia Riyal (SAR).
Hal itu karena penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi telah dimulai dengan masuknya para jemaah Haji ke Asrama Haji mulai hari ini, 23 Mei 2023 dan diberangkatkan ke tanah suci mulai Rabu dini hari, 24 Mei 2023.
"Sebelum jadwal keberangkatan, seluruh jemaah haji akan transit terlebih dahulu di asrama haji," papar Akhmad Fauzin.
Selanjutnya, para jemaah ini akan menjalani cek kesehatan hingga pemberian living cost selama berada di Arab Saudi.
"Kemudian, jemaah akan dilakukan cek kesehatan, pemberian gelang identitas, pemberian paspor, visa dan tiket pesawat, serta pemberian living cost," jelas Akhmad Fauzin.
Ia menyebut living cost yang diberikan pada masa Haji tahun ini adalah senilai 750 Saudi Arabia Riyal (SAR) atau setara Rp 3 juta.
"Untuk tahun ini, jemaah memperoleh living cost senilai 750SAR," papar Akhmad Fauzin.
Ada 14 embarkasi yang digunakan dalam penyelenggaraan ibadah Haji tahun ini.
"Terdapat 14 embarkasi yang digunakan selama penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah/2023 Masehi," tutur Akhmad Fauzin.
Baca juga: Musim Haji 2023, Garuda Indonesia Layani 104.172 Jemaah
Sedangkan masa penyelenggaraan ibadah ini dimulai pada hari ini, para jemaah akan diberangkatkan secara bertahap ke Madinah Al-Munawwaroh mulai 24 Mei 2023.
Sementara terkait 14 embarkasi yang digunakan, berikut kodenya:
1. Embarkasi Banda Aceh (BTJ)
2. Embarkasi Medan (MES)
3. Embarkasi Padang (PDG)
4. Embarkasi Batam (BTH)
5. Embarkasi Palembang (PLM)
6. Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG)
7. Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS)
8. Embarkasi Solo (SOC)
9. Embarkasi Surabaya (SUB)
10. Embarkasi Banjarmasin (BDJ)
11. Embarkasi Balikpapan (BPN)
12. Embarkasi Makassar (UPG)
13. Embarkasi Lombok (LOP)
14. Embarkasi Kertajati (KJT)
Perlu diketahui, pada ibadah Haji 2023, Indonesia memperoleh 221.000 kuota jemaah haji.
Rinciannya adalah 203.320 kuota jemaah Haji reguler serta 17.680 kuota jemaah Haji khusus.
Pemberangkatan jemaah Haji asal Indonesia ini akan dilakukan dalam dua gelombang.
Pada gelombang pertama, para jemaah Haji masuk ke Asrama Haji pada 23 Mei 2023.
Kemudian mereka akan diberangkatkan secara bertahap ke Madinah Al-Munawwarah mulai 24 Mei 2023.
"Operasional penyelenggaraan Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi dimulai pada hari ini, Selasa. Ditandai dengan masuknya jemaah Haji Indonesia ke 8 embarkasi dan akan diberangkatkan pada Rabu, 24 Mei 2023," jelas Akhmad Fauzin.
Di Madinah Al-Munawwarah, para jemaah Haji ini akan menjalani Arbain atau salat berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, sebelum diberangkatkan ke Mekkah.
Lalu untuk jemaah Haji yang terjadwal masuk pada gelombang kedua, mereka akan masuk ke asrama mulai 7 Juni 2023 dan secara bertahap diberangkatkan ke Jeddah mulai 8 Juni 2023.