Petugas Haji yang Merupakan Mahasiswa S2 Universitas Qassim Anggap Jemaah Lansia seperti Orangtuanya
Tugas Fahmi membimbing para jamaah haji yang kebetulan ingin beraktivitas sambil menunggu puncak haji
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Eko Sutriyanto
Keinginan Fahmi untuk mau bergabung menjadi petugas haji lantaran 30 persen dari jemaah haji pada tahun ini adalah lansia.
"Salah satunya adalah karena jumlah jamaah haji lansia yang mencapai 30 persen. Atau sepertiga dari jumlah jamaah haji. Kami para mahasiswa tergerak, untuk bersama sama melayani para jamaah haji," kata Fahmi tinggal di Jalan Muhammad Said, Samarinda Kalimantan Timur jika pulang ke Indonesia.
Fahmi mengaku, menjadi petugas haji sudah yang kedua kalinya. Menjadi petugas haji pada tahun ini karena ingin memhantu jamaah lansia yang ia anggap sudah seperti orangtuanya sendiri.
"Membantu, melayani, dan melindungi jamaah haji lansia, sudah saya anggap seperti menjaga orang tua sendiri," katanya.
Jemaah haji lansia, kata Fahmi memerlukan tenaga ekstra karena memiliki resiko yang tinggi.
"Memerlukan perhatian khusus karena berusia 65 tahun keatas. Saya terharu melihat mereka karena merasa itu adalah orangtua saya sendiri yang datang menunaikan ibadah haji," aku Fahmi.
Pemerintah Indonesia tahun ini mengusung haji ramah lansia lantaran jumlah jamaah yang berusia di atas 65 tahun mencapai 65.000 orang.
Dirjen penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief sebelumnya menjelaskan meningkatnya jumlah jamaah haji lansia lantaran pada musim haji sebelumnya pemerintah Arab Saudi membatasi calon jamaah akibat pandemi Covid-19.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sudah disiapkan untuk jemaah haji yang membutuhkan layanan kesehatan di Mekkah.KKHI juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. Antara lain IGD, radiologi, laboratorium serta apotek.Juga disiapkanruang rawat inap pria dan wanita, dengan jumlah 257 tempat tidur.
Kementerian Kesehatan (Kemenkas) mengirimkan sekira 1.600 orang tenaga kesehatan haji (TKH). Berdasarkan Sistem Informasi Kesehatan Jemaah Haji Indonesia (Siskohatkes) kelompok jemaah haji risiko tinggi pada 5 tahun terakhir yakni 2016 sebanyak 65 persen, 2017 sebanyak 63 persen, 2018 sebanyak 66 persen, 2019 sebanyak 65 persen, dan 2022 sebanyak 68 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.