Mursyid Posko Haji Nabawi Mengakui Jemaah Haji Indonesia Baik, Patuh dan Tak Bikin Susah
Mursyid (pembimbing) di Markaz Irsyadul Hujjaj Al Ta'hiin mengungkap kesannya terhadap petugas dan jamaah haji Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Walid Muhammad Madi Al Harbiy (26), seorang Mursyid (pembimbing) di Markaz Irsyadul Hujjaj Al Ta'hiin (Posko Utama Layanan Haji Nabawi) mengungkap kesannya terhadap petugas dan jamaah haji Indonesia.
"Kami pasti akan selalu merindukan kalian. Sejak saya kecil, kami sudah tahu jamaah Indonesia itu baik, patuh dan tak bikin susah kami," ujar Walid kepada Tribun di Markaz Irsyadul Hujjaj Al Ta'hiin, gerbang 333 Masjid Nabawi, Madinah, Jumat (16/6/2023) siang.
Baca juga: Petugas Sediakan Kursi Roda untuk Jemaah Haji Lansia di Mina dan Arafah
Komentar senada juga diungkapkan yuniornya, Abdul Wahab Bidari Jazii Assahmi (21).
"Hujjaj Indonesia tayyib jamiaan," kata Wahab.
Jangan pahami Mursyid sebagai guru tasawwuf atau petinggi halaqah sufi, seperti di Indonesia.
Dalam bahasa Arab, Mursyid berarti pembimbing.
Sebulan terakhir, dia bekerja di Posko Pandu Haji Nabawi Gerbang 333.
Sebagian besar adalah mahasiswa, dan pekerja paruh waktu berpendidikan.
Untuk lolos jadi volunteer haji harus bisa minimal bahasa Inggris, dan bahasa negara Muslim.
"Apa kabar. Siapa namamu. My name is Walid," ujar mahasiswa Universitas Madinah itu, mempraktikan kemampuan bahasa Inggris dan Indonesia nya.
Baca juga: Tawaran Layanan Komunikasi dari 3 Operator Seluler untuk Jemaah Haji di Tanah Suci, Pilih yang Mana?
Dia juga mengaku mengerti bahasa Pakistan dan sedikit kosa kata Turki.
Bersama 45 rekannya, mereka semacam relawan magang melayani Wahab dan 18 rekannya di Posko Layanan Haji Nabawi.
Mereka adalah tenaga volounteer layanan haji, yang dikontrak syarikah Esnad Mutakamel, perusahaan BUMN mitra Kementerian Urusan Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi dan dipekerjakan otoritas Komisi Imam Haramain di Madinah.
Di papan nama gantung-nya, tercantum masa berlaku ID-nya hingga 20 Muharram 1445 Hijriyah. Ini bersamaan akhir misi haji tahunan Arab Saudi.
Sebelumnya, dua pekan lalu, Presiden Dewan Presidium Imam Masjid Haramain Dr Abdulrahman Al-Sudais (63), mengungkap musim haji 2023, sebagai operasi dan organisasi haji terbesar dalam sejarah.
Setidaknya otoritas haji dan Masjidil Haramain, menambah petugas haji menjadi 14 ribu, plus 1.200 relawan dari siswa, mahasiswa, dan trainee dari akademi.
Walid dan Wahab, adalah termasuk 1200 relawan yang dipekerjakan di Mekah, Madinah, Jeddah, bandara pelabuhan, terminal, stasiun Haramain Express, situs bersejarah, dan belasan check point haji di Arab Saudi.
Para relawan anak-anak muda Arab dan profesinal ini, akan membackup tenaga ummal, 14 ribu pekerja kontrak tahunan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan fasilitas vital penunjang ibadah dan layanan 2,5 juta jamaah haji.
Di mata kerajaan, musim haji 2023 ini sekaligus jadi tonggak mulainya fase kedua Saudi Vision 2030 awal tahun 2024, dengan pemanfaatan sejumlah aplikasi layanan jamaah, manajerial berbasis digital, robot dan artificial intelligence. (Thamzil Thahir)