Empat Tips Bagi Jemaah Haji yang Punya Riwayat Sakit Jantung Dapat Menjalankan Ibadah dengan Lancar
Jemaah haji yang menderita penyakit jantung atau yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, sebenarnya bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak dari jemaah haji adalah penyakit jantung.
Menurut Penanggungjawab Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr. Muhaimin Munizu, Sp.JP banyak jemaah haji sakit yang dirujuk di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi, dengan keluhan serangan jantung.
"Mayoritas sebelumnya menjalani aktifitas fisik yang berat seperti umrah. Pasien mengalami serangan jantung pasca melakukan tawaf atau sai," ungkap dr Muhaimin pada keterangannya, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Penyakit Jantung Jadi Penyebab Kematian Jemaah Haji Terbanyak
Jemaah haji yang menderita penyakit jantung atau yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, sebenarnya bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar.
Muhaimin pun menyampaikan beberapa tips untuk jemaah haji.
Pertama bagi jemaah haji yang sudah dalam terapi penyakit jantung koroner atau gagal jantung, harus rutin dan tepat waktu mengkonsumsi obat yang telah diberikan oleh dokter jantungnya.
Jika dalam ibadah haji ini, jemaah haji kehabisan obat rutin dapat lapor kepada tenaga kesehatan kloternya.
Tenaga Kesehatan Haji (TKH) dapat meminta obat rutin tersebut ke depo obat.
Baca juga: Jemaah Haji Berstatus Pengantin Baru Minta Disediakan Kamar Barokah, Tak Masalah Jika Harus Bayar
Atau berkonsultasi dengan dokter spesialis di KKHI supaya jamaah bisa melanjutkan terapinya.
Kedua, hindari aktifitas fisik yang berat dan sesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Upayakan jemaah haji tidak kelelahan yang dapat memicu timbulnya serangan jantung.
Salah satu cara yang disarankan yaitu penggunaan kursi roda terutama pada jemaah haji yang memiliki gangguan jantung.
“Parameter kita, jika jamaah haji di Indonesia sudah dilakukan pemeriksaan EKG dan terdeteksi memiliki penyakit jantung berat atau penyakit jantung koroner, maka aktifitasnya jangan sampai menimbulkan kelelahan," papar Muhaimin.