Saat Petugas PPIH Beri Ketenangan Kepada Jemaah Haji di Bandara Madinah: Koper Aman, Ketemu di Hotel
Suara senda gurau mengiringi langkah ratusan jemaah haji Indonesia asal Sulawesi Selatan saat memasuki ruang paviliun 3 Bandara AMAA Madinah.
Editor: Adi Suhendi
Beberapa personel PPIH Arab Saudi duduk dengan kepala merapat di sandaran kursi.
Mereka masih harus standby. Kloter kedua dari Makassar segera mendarat.
Sebagian PPIH Arab Saudi ke cafe di depan Terminal Hajj. Cafe ini terletak di halaman masjid. Mereka ngopi sembari menunggu waktu Sholat Subuh.
Usai Sholat Subuh, empat PPIH Arab Saudi melanjutkan hajat di cafe depan masjid.
“Kopinya ini 17 Riyal. Termasuk murah untuk ukuran cafe di bandara. Apalagi rotinya, besar sekali,” ujar Amran Borahima, Pelaksana Bimbingan Ibadah (Bimbad) Daker Bandara.
Lampu jalan sekitar bandara dipadamkan. Cahaya matahari mulai menguasai kawasan Timur Laut Kota Madinah.
“Ayo kita masuk. Kloter 2 Makassar sudah landing,” ujar Mawardi, Ketua MCH 2024 Daker Bandara.
Personel PPIH Arab Saudi kembali membentuk pagar ayu di depan pintu keluar ruang pemeriksaan.
“Ih, ada orang Indonesia,” teriak beberapa jemaah melihat PPIH Arab Saudi berdiri di antara petugas Bandara AMAA yang memakai pakaian serba hitam dan bercadar.
Jemah Kloter 2 UPG kebanyakan dari Sidrap. Sebagian dari Wajo, Bulukumba, Selayar, dan Makassar.
“Engka matoh Ugi’ (Bahasa Bugis: Ada juga orang Bugis),” teriak yang lain saat mendengar ada yang menyapa mereka, “Salama’ki. Alhamdulillah lettu’nih akkoh tanah marajaeh.”
Sebagian besar juga mempertanyakan koper.
Mereka langsung diarahkan ke Paviliun 5.