Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Juru Bicara Kementerian Agama: Pegawai Non Islam di Parepare bukan Petugas Haji

Kepanitiaan yang melibatkan pegawai lintas agama, kata Anna, juga terjadi dalam banyak kegiatan Kementerian Agama.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Juru Bicara Kementerian Agama: Pegawai Non Islam di Parepare bukan Petugas Haji
kemenag.go.id
Jubir Kementerian Agama Anna Hasbie. Anna Hasbie memastikan dua pegawai non Islam dalam kepanitian pemberangkaatan jemaah haji bukanlah petugas haji, melainkan panitia pemberangkatan jemaah haji. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama Kabupaten Parepare melibatkan dua pegawai non Islam dalam kepanitian pemberangkaatan jemaah haji.

Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie memastikan dua pegawai tersebut bukanlah petugas haji, melainkan panitia pemberangkatan jemaah haji.

Baca juga: Mengintip Dapur Katering untuk Jemaah Haji Indonesia 

Hal tersebut diungkapkan oleh Anna menanggapi kabar yang menyebutkan Kemenag menjadikan pegawai non Islam sebagai petugas haji.

Kabar tersebut disampaikan Alfian Tanjung melalui video Youtube dengan judul “Konyol, 2 Orang Kafir Dijadikan Petugas Urusan Haji oleh Kementerian Agama, Hanya Ingin Disebut Toleransi?”.

"Kita sudah memastikan bahwa dua pegawai non Islam itu dilibatkan hanya sebagai bagian dari panitia pemberangkatan jemaah haji," ujar Anna Hasbie, melalui keterangan tertulis, Senin (20/5/2024).

Pernyataan yang disampaikan oleh Alfian Tanjung, menurut Anna, mengarah kepada fitnah.

Berita Rekomendasi

“Jadi narasi yang disampaikan Alfian Tanjung itu salah kaprah dan cenderung mengarah pada disinformasi dan fitnah," kata Anna.

Menurut Anna, sebagai bagian dari panitia pemberangkatan, tugas mereka sebatas mengantar jemaah dari Parepare sampai ke Embarkasi Makassar (UPG) di Asrama Haji Sudiang, Makassar.

Dua pegawai ini tergabung dalam tim pelayanan koper jemaah dan tim pelayanan penerimaan jemaah.

“Jadi keduanya bukan menjadi bagian dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang berangkat ke Tanah Suci. Tugas mereka hanya sampai Embarkasi Makassar,” jelas Anna.

Baca juga: 392 Jemaah Haji & Petugas Kloter JKG 1 Mulai Bertolak ke Makkah Pakai 10 Bus, Ambil Miqat di Bir Ali

Kepanitiaan yang melibatkan pegawai lintas agama, kata Anna, juga terjadi dalam banyak kegiatan Kementerian Agama.

Misalnya, Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) di sejumlah daerah juga melibatkan umat Islam. Demikian juga dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), dalam kepanitiannya juga melibatkan pegawai non Islam.

"Jadi ini wilayahnya kepanitiaan untuk bersama, bergotong royong, menyukseskan acara. Adapun pada hal-hal yang sifatnya peribadahan, itu tentu menjadi wilayah masing-masing pemeluk agama, tidak ada campur aduk," ucap Anna.

Anna menambahkan, Undang-undang No 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah mengatur bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Dalam proses kepanitian penyelenggaraannya, tentu melibatkan beragam unsur, tidak hanya Pegawai Kementerian Agama, tapi juga pegawai Kementerian/Lembaga Negara, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya.

“Kementerian Agama saat ini terus fokus dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia, baik saat di Embarkasi, ketika di Arab Saudi, dan sampai kembali ke Tanah Air nanti. Semoga jemaah haji Indonesi sehat dan mabrur. Aamiin,” ucapnya.

Alfian, kata Anna, juga tidak tepat saat dalam diskusinya mengkaitkan persoalan ini dengan toleransi yang dia terjemahkan sebagai orang yang kokoh dan kukuh dengan keyakinan agamanya masing-masing.

Lalu, Alfian mengatakan bahwa umat Islam harus tetap sadar diri bahwa kita ini mayoritas tapi bermental minoritas.

“Pelibatan dua pegawai Non Islam dalam kepanitian itu bukan tentang mayoritas dan minoritas atau tentang siapa mengalah dan siapa menang. Ini justru bagian dari upaya menumbuhkan sikap saling gotong royong dengan tetap menghargai keyakinan dan kepercayaan masing-masing,” pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas