Sudah 16 Jamaah Wafat, 'Jangan Sampai Tak Dapat Hajinya Gara-gara Kejar Sunnah'
Hanya berselang 4 jam kemudian, Media Center Haji 2024 sudah menerima kabar Nurasiah Ladalle wafat di Mekkah.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Timur AS Kambie
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Nurasiah Ladalle (52) masih terlihat sibuk melayani ibunya, Idenni Latufe Lafanangi (89), di King Abdul Aziz İnternational Airport (KAAIA) Jeddah, Arab Saudi, Jumat (24/5/2024), pada sekitar pukul 14.00 WAS.
Hanya berselang 4 jam kemudian, Media Center Haji 2024 sudah menerima kabar Nurasiah Ladalle wafat di Mekkah.
Popon Rachmawati (52) tahun masih riang gembira saat berada di dalam pesawat yang mengantar ke Tanah Suci.
Baca juga: Kisah Endang Suherman Jemaah Haji Asal Pangandaran, Istri Wafat Setiba di Bandara Jeddah
Dia bahkan masih meminta suaminya memvideokannya dan menolong jemaah lansia yang akan turun dari sebelum dalam penerbangan SV-5241di KAAIA, Sabtu (25/5/2024) dini hari.
Namun, sekitar dua meter sebelum mencapai pintu bandara KAAIA, Popon Rachmawati tetiba pusing dan jatuh.
“Dia tiba-tiba ngeluh, ‘pa pusing pak, pusing..’ Lalu jatuh,” kata Endang Suherman, suami Popon Rochmawati.
Itulah situasi hayat terakhir Popon Rochmawati.
Beberapa saat kemudian, Endang Suherman sibuk mengurus pemakaman Popon Rachmawati bersama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Bandara.
“Mudah-mudahan jadi kekuatan bagi semuanya, bagi keluarga kami, saya khususnya masih ada, mudah-mudahan masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan bisa melaksanakan ibadah haji secara sempurna dan bisa pulang lagi bersama dengan keadaan sehat walafiat," kata Kepala SMP 1 Pangandaran, Jawa Barat, itu.
Idennni Latufe Lafanangi pun pasrah. Dia tetap bersyukur karena petugas haji sangat peduli padanya.
“Alhamdulillah beliau kuat. Beliau sudah pasrah dan bersyukur bisa mengikuti prosesi pemakaman anaknya,” kata Ketua Kloter 16 IPG, Afdal Subaek, Minggu (26/5/2024).
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Sediakan Platform Nusuk untuk Pelayanan Umrah dan Haji
Kepala Kesehatan Daker Makkah Nurul Jamal mengatakan, sampai sekarang Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah merawat sekitar 30 jemaah sejak 15 Mei 2024.
Kasus sakit paling banyak diderita oleh jemaah adalah pneumonia, jantung dan diabetes.
"Saat ini masih ada tiga kasus yang terbanyak, yaitu Pneumonia, Penyakit Jantung dan Diabetes," kata Jamal saat kepada MCH 2024 di kantor KKHI Daker Makkah, Sabtu (25/05/2024).
Misalnya untuk kasus kematian jemaah, Jamal melanjutkan, itu mayoritas karena sakit jantung.
Dari total kasus kematian itu, 13 diantaranya disebabkan sakit jantung. Oleh sebab itu Ia menyarankan jemaah tidak terlalu memaksakan diri beraktivitas keluar di siang hari.
"Strateginya sekarang fokus promosi kesehatan. Masuk ke kloter-kloter, bicara bagaimana jemaah haji membatasi aktivitas agar tidak kelelahan. Mendekatkan layanan kesehatan ke jemaah yakni poliklinik bagi risti di sektor-sektor, memitigasi penyakit jantung," ujarnya.
Jamal mengimbau agar jemaah di masa tunggu ini lebih menjaga kondisi fisiknya menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024 nanti.
"Haji adalah Armuzna. Persiapkan kesehatan sebelum ke Arofah, jangan beraktivitas berlebihan. Patuhi imbauan petugas kesehatan," kata jamal.
Konsultan ibadah dari Makassar, KH Afifuddin Haritsah pun ikut kampanye kesehatan.
"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu. Jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar Kiai Afifuddin usai kegiatan visitasi edukasi (Visduk) di Hotel Al-Hasan (113) wilayah Syisyah.
Pimpinan Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar itu meminta jemaah agar tidak terlalu sering ke Masjidil Haram setelah menjalani umrah wajib.
Dia khawatir kalau terlalu sering keluar itu beresiko akibat fisiknya drop. Apalagi cuaca di Makkah jauh berbeda dengan cuaca di Tanah Air.
"Jangan sampai jemaah kita gagal untuk mendapatkan hajinya gara-gara mengerjakan yang sunah-sunah itu, sementara yang wajibnya mereka abaikan nantinya," ujar putra Gurutta Haritsah itu.
Hingga pekan kedua, sudah 104,2 ribu orang tiba di Madinah dan Makkah. Mereka berasal dari 268 kelompok terbang.
Mereka masih dalam masa tunggu menjelang waktu wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada 15 Juni 2024 nanti.
Di masa tunggu ini, setelah para jemaah menjalani umrah wajib, mereka banyak yang mengisi waktu dengan ibadah sunnah.
Di Kota Makkah misalnya, para jemaah wara wiri ke Masjidil Haram ikut salat berjamaah dan menjalani umrah sunnah.
Tapi tak sedikit pula jemaah nampak sekadar jalan-jalan naik bus sholawat dan belanja di toko-toko dekat penginapan. (*)
Data jamaah wafat:
1. Upan Supian Anas (71), wafat di Madinah, 12 Mei 2024: Kloter 2 JKS-Embarkasi Jakarta-Bekasi
2. Didi Rowadi (69), wafat di Madinah,14 Mei 2024: Kloter 3vJKS-Embarkasi Jakarta-Bekasi.
3. Yusman Irawan (64), wafat di Madinah, 14 Mei 2024: Kloter 2 PLM-Embarkasi Palembang
4. Basirun Mangsuri Wirya Besari (68), wafatl di Madinah, 16 Mei 2024: Kloter 14 SOC-Embarkasi Solo.
5. Toton Fatoni (48), wafat di Madinah, 19 Mei 2024: Kloter 9 JKG-Embarkasi Jakarta-Pondok Gede
6. Sarip Hari Kharun (68), wafat di Madinah, 20 Mei 2024: Kloter 16 JKS- Embarkasi Jakarta-Bekasi
7. Imam Turmudi Abuyamin (71), wafat di Madinah, 19 Mei 2024: Kloter 15 SUB-Embarkasi Surabaya
8. San Muntani Mad Mirsad (84), wafat di Madinah, 19 Mei 2024: Kloter 8 SOC- Embarkasi Solo.
9. Retnoyarni Syafei Adam (60 tahun) wafat di Madinah pada 23 Mei 2024, dan tergabung Kloter PDG-9 Embarkasi Padang.
10. Muslim Ismail (50 tahun) wafat di Makkah pada 22 Mei 2024. Ia merupakan jamaah Kloter PDG-1 Embarkasi Padang.
11. Sunarti Djoyo Kemis (67 tahun) meninggal di Madinah pada 23 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter BTH-7 Embarkasi Batam.
12. Enny Rodiyah Solichin (68 tahun) wafat di Makkah pada 23 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter JKG-2 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.
13. Abdulloh Som Sijin (69 tahun) wafat di Madinah pada 24 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter JKG-20 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.
14. Sutarso Tasripin Kamsi (50 tahun) wafat di Jeddah pada 25 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter SUB-3 Embarkasi Surabaya.
15. Nurasia Ladalle (52), wafat di Mekah, 24 Mei 2024: Kloter 16 UPG-Embarkasi Makassar
16. Popon Rohmawati (50), wafat di Jeddah, 25 Mei 2024: Kloter 27 JKS-Embarkasi Jakarta-Bekasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.