Bahagianya Ghina Aulia, Ketum Himi Persis Bantu Jemaah Haji Lansia Meski di Bawah Terik Matahari
Bekerja dengan penuh kesabaran, kejujuruan, dan keikhlasan harus dimiliki oleh setiap petugas haji ketika melayani Jemaah haji Indonesia.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Khalidin Umar Barat dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Bekerja dengan penuh kesabaran, kejujuruan, dan keikhlasan harus dimiliki oleh setiap petugas haji ketika melayani Jemaah haji Indonesia.
Kegiatan setiap hari membantu Jemaah haji khususnya Jemaah haji lansia di terminal Syib Amir walaupun di bawah terik 45 derajat celsius sudah dilakukan setiap hari oleh petugas haji layanan lansia, Ghina Aulia Mardiyah.
Ghina yang juga Ketua Umum Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) mengaku dirinya adalah petugas bantuan yang tiba di Makkah pada Kamis 6 Mei 2024 lalu.
“Saya bisa berangkat adalah hasil musyawarah dari seluruh pengurus PP Himi Persis. Karena ada satu kuota untuk Himi Persis sebagai petugas haji layanan lansia, jadi saya yang diplih oleh teman-teman untuk bertugas” ujarnya kepada Khalidin Umar Barat Wartawan Serambi Indonesia/Tribun Network yang tergabung didalam Media Center Haji (MCH) 2024, Senin (10/6/2024) di terminal Syib Amir, Makkah.
Dirinya sangat bersyukur mendapatkan amanah ini dari teman-temannya, in syaa Allah, tidak akan menyia-nyiakan amanah ini. Akan bertugas semaksimal mungkin. Apalagi jadi petugas haji, bonusnya bisa ibadah haji.
Mahasiswa S1 UIN Bandung menambahkan, ia ditugaskan di seksus Harom dan ditempatkan di pos 2 pas pintu keluar Marwah.
Ia lebih banyak membantu Jemaah untuk tahalul. Dan setelah itu mengarahkan atau mengantarkan Jemaah ke terminal Syib Amir agar tidak tersasar.
Selain itu, lanjut ghina, membantu Jemaah memberikan minum bagi yang kelelahan setelah melakukan thawaf dan sa’i.
“Saya sangat bahagia melihat wajah-wajah Jemaah ketika sudah selesai melaksanakan umroh wajib,” unkapnya.
Usai tugas di pintu Marwah, ia ditugaskan di terminal Syib Amir, untuk membantu Jemaah lansia masuk kedalam bus.
Menariknya, kemarin ada satu Jemaah lansia yang lupa tahalul ketika usai sai.
Ketika sudah berada didalam bus menanyakan. Neng maaf bawa gunting gak? Ibu lupa potong rambut ketika tadi keluar dipintu Marwah.
“Ada bu, mau saya bantu tahalul. Ibu itupun langsung mengatakan ia neng, tolong ibu yah,” papar Ghina.
Karena pernah melayani Jemaah tahalul ketika bertugas dipintu Marwah, gunting jadi selalu ada didalam tas kecilnya.
Bagi Ghina yang juga mengajar di Kuttab At-Taubah, cuaca panas 45 derajat celisius, rasa lelah menggotong Jemaah lansia dan hilir mudiknya dari pintu Marwah ke terminal Syib Amir, terhapus denga melihat rawut wajah bahagia Jemaah haji.
“Apalagi ketika mendengar ucapan, terima kasih ya neng, sudah bantu ibu dengan tulus dan ikhlas. Alhamdulillah untung ada eneng yang bantu ibu” ungkap Ghina.
Ia menegaskan, semua ini dikerjakannya karena sudah menjadi tanggung sebagai petugas haji.
“Berharap, semoga semua yang saya kerjakan menjadi lading amal dan penggugur dosa. Dan semua Jemaah haji diberikan kesehatan sehingga mampu menjalankan semua rangkaian ibadah haji. Dan kembali ke tanah air dengan predikat haji yang mabrur,” kata Ghina. (*)