Kemenag Siapkan Rencana Darurat Jika Jemaah Belum Terima Smart Card, Pemeriksaan Manual Masuk Arafah
Yaqut Cholil Qoumas memastikan seluruh jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah pada saat puncak haji nanti di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyiapkan rencana darurat terkait aturan pemeriksaan smart card atau kartu nusuk.
Sebanyak 13 ribu kartu nusuk yang belum sampai tak akan jadi penghalang jemaah haji Indonesia masuk ke Arafah saat puncak haji 9 Djulhijah 1445 H atau 14 Juni 2024 mendatang.
Baca juga: 288 Calon Haji Lansia non Mandiri Disafariwukufkan, Mulai Digeser ke Hotel Transit
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan seluruh jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah pada saat puncak haji nanti di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
“Kita akan terapkan skema manual, kita enggak mau itu (jemaah yang tak dapat smart card tak bisa masuk Arafah,” kata Menag Yaqut ditemui tim Media Center Haji (MCH) 2024, usai rapat koordinasi dengan tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Rabu (12/6/2024), di kawasan Jarwal, Kota Makkah.
Baca juga: Jelang Puncak Haji, Jemaah Diminta Pakai Masker & Bawa Semprotan Air Hindari Heatstroke
Menag menyatakan terus menagih pihak Mashariq yang bertanggung jawab terhadap smart card.
“Mereka janjinya besok (hari ini-red). Kita juga akan cek ke jemaah, bisa jadi ada yang tercecer dan ketinggalan, itu harus diganti karena sangat berisiko,” kata Menteri yang akrab disapa Gus Men ini.
Apabila sampai hari H jemaah belum juga mendapat kartu nusuk, menurut Gus Men ada alternatif pemeriksaan dokumen secara manual.
“Skema manual akan menjadi back up. Arab Saudi sangat terbuka, komunikasi lancar, telepon pasti diangkat dan WA dibalas menteri haji,” ujarnya.
Bagaimana skema manual yang dimaksud? Di hadapan tim Timwas DPR, Gusmen mengatakan skema manual yang dimaksud adalah pemeriksaan berbasis paspor atau visa.
Selain itu, pihak Kemenag dan Mashariq juga menutup celah mendomplengnya penumpang gelap yaitu mereka di luar jemaah haji legal yang menyusup tanpa nusuk.
Bus yang datang mengangkut penumpang wajib dalam kondisi kosong dan hanya mengangkut jemaah resmi saja.
"Jika ada penumpang sebelumnya, maka patut diduga di dalam bus itu ada jemaah ilegal tanpa visa resmi," kata Gus Men
Pihak Mashariq sudah menunjukkan simulasi pemberangkatan jemaah ke Arafah pada Senin (10/6/2024).
Dalam simulasi ditunjukan kartu nusuk jemaah dipindai atau discan oleh petugas dari Mahsraiq lalu masuk bus.
Setelah bus terisi jemaah dengan kartu nusuk yang terscan, maka selamnjutnya dilakukan penyegelan bus dengan stiker barcode.
Baca juga: Daftar Tanggal Penting Penyelenggaraan Puncak Ibadah Haji 1445 H/2024 M
Respon Timwas DPR Soal Rencana Darurat Saat Puncak Haji
Sementara itu Wakil Ketua DPR Lodewijk Paulus menyatakan pihaknya menyerahkan prosesi saat puncak haji di Armuzna nanti kepada Kemenag.
“Kami dari Timwas DPR menyerahkan kepada Kemenag untuk bagaimana prosesi saat puncak haji di Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna) agar bisa berjalan, kita serahkan kepada beliau. karena jika tak berjalan sesuai yang direncanakan tentu akan berdampak pada kami kami dan jemaah,” ujarnya.
Mengenai smart card yang belum diterima seluruh jemaah, Lodewijk pun menyerahkan pada Menag.
Pihak Timwas katanya sudah mendengar bagaimana rencana darurat Kemenag di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Sejauh ini kami sudah dengar sejauh mana rencana darurat mengatasinya sudah kami dengar langkah-langkahnya,” katanya.