Siapapun Presidennya, Konsumsi Minyak Bumi Harus Berkurang
Hal itu tentu saja berdampak pada pemakaian minyak bumi di dalam negeri yang terus menipis
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi terus bertambah. Hal itu tentu saja berdampak pada pemakaian minyak bumi di dalam negeri yang terus menipis.
Pengamat energi Kurtubi menegaskan presiden terpilih selanjutnya Jokowi harus bisa mengurangi konsumsi minyak bumi. Salah satu yang bisa dilakukan Jokowi nanti menurut Kurtubi, memajukan pasokan gas dan mengembangkan infrastrukturnya.
"Siapapun presidennya minyak bumi harus dikurangi," ujar Kurtubi di Indonesia Internasional Motor Show Conference 2014, di Hotel Holiday Inn Kemayoran, Kamis (25/9/2014).
Kurtubi menegaskan pasokan gas di dalam negeri bisa bertahan lebih dari 50 tahun. Sedangkan dengan minyak bumi dalam 10 tahun kurang juga akan habis untuk pemakaian dalam negeri saja.
"Presiden selanjutnya harus mengurangi pemakaian minyak di sektor transportasi menggunakan gas, suplai gas lebih dari 50 tahun," papar Kurtubi.
Kurtubi memaparkan biaya gas lebih murah. Tidak hanya sektor transportasi tapi rumah tangga menurut Kurtubi juga memerlukan pasokan gas.
"Jangan digantungkan dari elpiji, kita impor luar biasa, di perut bumi gas nggak banyak," papar Kurtubi.