Jutaan Jamaah Haji Menangis di Padang Arafah
Bertepatan dengan 9 Dzulhijah 1431 H, Senin (15/11) jutaan jemaah haji menangis di Padang Arafah saat Wukuf, puncak ibadah haji.
Editor: Iswidodo
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH- Bertepatan dengan 9 Dzulhijah 1431 H, Senin (15/11) jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia sudah berkumpul di Padang Arafah melaksanakan wukuf. Wukuf dimulai sekitar pukul 11.00 waktu setempat, hingga memasuki waktu salat ashar.
Ketua Kloter 11 Embarkasi Palembang, Drs H Akmal Hawi mengatakan, prosesi wukuf dimulai dengan muhasabah, sambutan-sambutan, khutbah wukuf, salat zuhur-ashar (jamak qasar), talbiyah, zikir dan doa.
Khusus kegiatan wukuf di Maktab 5 Indonesia terdiri dari tujuh kloter dari berbagai daerah seperti Palembang, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Sulawesi dan Yogyakarta.
"Dalam pelaksanaannya, jemaah tampak khusyuk mendengarkan khutbah wukuf dari masing-masing pimpinan kloter," kata Akmal.
Saking khusyuknya, kata dia, sebagian besar jemaah sampai meneteskan air mata seraya mengakui kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya. Saling rangkul dan saling mengucap permohonan maaf pun menjadi pemandangan yang mewarnai prosesi wukuf.
"Sebagian jemaah ada juga yang menggelar salat gaib untuk mendoakan para korban bencana di tanah air sebagaimana anjuran Presiden RI beberapa waktu lalu," ujarnya.
Menjelang magrib, secara bertahap jemaah haji akan dipindahkan menuju Muzdalifah untuk bermalam (mabit) hingga tengah malam, dan selanjutnya menuju Mina untuk melontar Jumroh Aqabah. Selanjutnya
melakukan tahallul awal dengan menggunting rambut. Bahkan sebagian jemaah, khususnya bagi laki-laki ada yang mencukur rambut kepala hingga botak bersih.
Tiba di Mina para jemaah melepas pakaian ihram dan merayakan Idul Adha dengan memotong hewan kurban, hari Selasa waktu setempat.
Dimana seekor kambing (kibas) 350 rial, sementara seekor unta untuk tujuh orang masing-masing memberikan 400 rial per orang. Untuk hari-hari berikutnya, jemaah haji melakukan kegiatan pelontaran.
Bahkan ada sebagian jemaah kembali ke Mekkah (nafar awal) untuk melakukan tawaf ifadha dan sai haji. Selama jemaah haji berada di Armina, Pemerintah Arab Saudi memberikan pelayanan cukup baik. Seperti layanan katering jauh lebih tertib. Begitu juga dengan peraturan tenda.
Untuk kebutuhan minum teh dan kopi, diberikan layanan 24 jam dengan persediaan cukup, termasuk fasilitas MCK dan akomodasi. Bahkan pelaksanaan wukuf dipantau menggunakan 4 helikopter dari udara.
Terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Muslim sedunia (LMS), Dr Abdullah bin Abdul Muhsin Atturki dalam siaran persnya mengatakan, ibadah haji adalah gambaran terbesar dan hakiki bagi persatuan umat Islam.
Dengan begitu momentum haji harus dimanfaatkan umat muslim untuk merapatkan barisan dan memperkuat persatuan dan kesatuan kaum muslim sedunia. "Masalah utama yang dihadapi umat Islam saat ini adalah
persatuan. Karena itu, momen ini harus betul-betul dimanfaatkan untuk menyatukan umat Islam," katanya. (*)