Disuruh Gempur Demonstran Dua Pilot Libya Melarikan Diri
Kedua pilot yang diinterogasi polisi Malta itu mengaku terbang ke Malta, setelah diperintah menyerang pemrotes anti-pemerintah di Benghazi.
Editor: Gusti Sawabi
VALETTA, KOMPAS.com - Dua pilot pesawat tempur
Angkatan Udara Libya membelot, dan menerbangkan pesawat jet mereka ke
Malta, Senin (21/2/2011).
Menurut beberapa pejabat pemerintah Malta,
dua pilot itu membelot setelah diperintahkan untuk membom pengunjuk
rasa di Benghazi, Libya. Kedua pilot berpangkat kolonel itu lepas
landas dari satu pangkalan di dekat ibu kota Libya, Tripoli. Salah
seorang dari mereka telah meminta suaka politik.
Kedua pilot yang
kemudian diinterogasi polisi Malta itu mengaku memutuskan terbang ke
Malta, setelah diperintahkan menyerang pemrotes anti-pemerintah di kota
terbesar kedua di Libya, Benghazi.
Selain itu polisi juga memeriksa
tujuh penumpang yang mendarat di Malta. Ketujuh orang itu mendarat di
negara anggota Uni Eropa tersebut menggunakan dua helikopter dari
Libya, memiliki nomor pendaftaran Prancis.
Beberapa sumber
pemerintah mengatakan helikopter itu meninggalkan Libya tanpa izin dari
pihak penerbangan Libya dan cuma satu dari ketujuh penumpang tersebut -
yang mengaku warga negara Prancis - memiliki paspor.
Pemimpin Libya
Moamar Khadafi, yang lebih dari empat dasawarsa memerintah Libya,
dituntut mundur oleh pengunjuk rasa pada Senin (21/2/2011).
Dalam unjuk rasa yang berakhir rusuh itu, penduduk melaporkan adanya suara tembakan di beberapa bagian Tripoli, sedangkan seorang politikus mengatakan melihat beberapa pesawat tempur membom kota itu.
Namun
TV resmi memperlihatkan hanya memperlihatkan para pendukung pemerintah
yang berpawai. Sementara dan putra Khadafi, Saif al-Islam Khadafi
mengatakan pesawat tempur hanya menyerang timbunan amunisi.
Tentara yang setia kepada Khadafi telah menewaskan puluhan orang di seluruh negeri tersebut. Mereka menghadapi demonstarn dengan senjata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.