Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wah, Kedutaan Negara Arab di Tunisia akan Dibom Khadafi

Seorang perwira militer Libya mengaku diperintah oleh pemimpin Libya Muammar Khadafi untuk membom sebuah kantor kedutaan besar negara Arab di Tunisia

Penulis: Srihandriatmo Malau
zoom-in Wah, Kedutaan Negara Arab di Tunisia akan Dibom Khadafi
Aljazeera
Moammar Khadafi 

TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Seorang perwira militer Libya yang mengaku diperintah oleh pemimpin Libya Muammar Khadafi, untuk membom sebuah kantor kedutaan besar negara Arab di Tunisia, menyerahkan diri kepada pihak berwenang di negara tersebut. Demikian dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Tunisia seperti dikutip AFP.

Adalah Kolonel Abdelrazak Rajhi, perwira militer Libya yang mengaku menyeberang ke Tunisia pada 30 Juli 2011 lalu, untuk melakukan penyerangan terhadap sebuah kantor kedutaan negara Arab di Tunisia. Serangan bom itu direncanakan menggunakan 16 kilogram (35 pon) bahan peledak, yang kini telah disita aparat berwajib Tunisia.

"Serangan yang direncanakan Khadafi itu akan dilaksanakan seorang petinggi militer. Tujuannya karena Khadafi ingin menggagalkan revolusi Tunisia," kata kolonel Libya itu dalam konferensi persnya bersama kementerian pertahanan Tunisia.

Rajhi menceritakan bagaimana ia memasuki Tunisia dengan keluarganya melalui Ras Jdir perbatasan selatan, di mana bahan peledak yang dibawanya tidak akan terdeteksi. "Kontak terakhir saya dengan rezim Khadafi pada tanggal 10 Agustus lalu," katanya. "Atasan saya menelepon dan meminta saya melakukan serangan secepat mungkin," imbuhnya.

Saat ditanya tentang peran spesifiknya sebagai tentara Libya, Rajhi mengatakan ia bekerja di engineering service militer di sebuah barak di Tripoli. Rajhi pun mengaku bahwa ia merencanakan akan kembali ke Libya jika rezim Khadafi telah jatuh.

Sementara itu Kolonel Mokhtar Ben Nasser dari Kementerian Pertahanan Tunisia mengatakan, Rajhi menyerahkan diri kepada tentara Tunisia Jumat pekan lalu (19/8/2011). Rajhi belum ditempatkan di tahanan, karena ia dinilai telah membantu pemerintah Tunisia menggagalkan niat Khadafi. "Sebaliknya kami berterima kasih kepada kolonel Libya itu, karena serangan gagal dilancarkan," ungkap Ben Nasser.

Ben Nasser sendiri menolak menyebutkan kedutaan mana yang rencananya akan menjadi target serangan bom tersebut.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas