50 Ribu Orang Tewas Dalam Upaya Menurunkan Khadafi
Korban jiwa tersebut, menurutnya merupakan masyarakat sipil, kombatan, juga dari organisasi kemanusiaan
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 50 ribu orang diduga tewas, dalam pemberontakan masyarakat Libya melawan Muamer Khadafi, guna memaksanya turun dari kursi kepresidenan.
Hal itu dikatakan oleh seorang Komandan pasukan pemberontak, Hisham Abu Hajer, seperti dikutip dari situs CNN, Rabu (31/8/2011), siang.
Korban jiwa tersebut, menurutnya merupakan masyarakat sipil, kombatan, juga dari organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah. Mereka diperkirakan meregang nyawa dalam beberapa insiden kontak senjata di Kota Benghazi, Misrata, Tripoli serta Pegunungan Nafusa.
Sementara itu, proses peralihan kekuasaan dari tangan Khadafi ke Pemerintahan Transisi Libya, tidak berjalan mulus. Beberapa orang loyalis Khadafi, masih terlibat baku tembak dengan pasukan pemberontak di beberapa lokasi pertempuran.
Mustafa Abdul Jalil, Kepala Pemerintah Transisi Libya, mengatakan pihaknya siap melakukan negosiasi dengan loyalis Khadafi. Namun ia menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan tegas, apabila pasukan loyalis Khadafi tidak menyerah. "Hal itu untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa," katanya.
Seperti diketahui, setelah berjuang selama enam bulan, akhirnya pasukan pemberontak, berhasil, menurunkan Khadafi, dari jabatannya sebagai Presiden. Namun hingga kini, keberadaan Khadafi, masih belum diketahui, namun, anggota keluarganya, yaitu, Safia, yang merupakan istrinya, dan dua orang putranya, Mohammed, dan Hanibal, melarikan diri ke Algeria.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.