Kekayaan Yakuza Rp 85 Triliun, Dua Kali Lipat APBD Jakarta 2012
Kekayaan Yakuza memang tak ada yang tahu. Tapi menurut pengamat ekonomi Takashi Kadokura, pada tahun 2004 kekayaan
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Kekayaan Yakuza memang tak ada yang tahu. Tapi menurut pengamat ekonomi Takashi Kadokura, pada tahun 2004 kekayaan Yakuza Jepang sedikitnya 1,07 triliun yen atau dalam rupiah saat ini sekitar 85 triliun rupiah per tahun. Sebagai perbandingan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 36,023 triliun. Demikian dilaporkan koresponden Tribunnews.com, Jumat (28/12/2012).
Akhirnya ada yang bertanya, mengapa Yakuza tetap ada? Selain karena tak ada bukti kuat, beberapa orang menganggap Yakuza tetap harus ada.
Pertama untuk keseimbangan kebutuhan manusia, terutama di negara uang seperti Jepang. Orang kaya raya menjadi target utama Yakuza. Kekayaan yang diserahkan sebagian ke Yakuza membuat perbedaan yang kaya dan miskin jadi tak begitu jauh.
Alasan kedua, Yakuza menerima pesanan orang. Apabila ada yang dianggap kurang ajar, lalu berhadapan dengan anggota Yakuza, kekurangajaran orang itu akan terhambat.
Hal ini berarti secara tidak langsung Yakuza juga memberikan pengajaran kepada orang lain bahwa tak ada yang bisa merasa hebat sendiri (dalam berbuat negatif) karena yang lebih hebat pasti akan datang menghadapinya pula.
Secara tak langsung keberadaan Yakuza dipercaya beberapa orang juga sebagai kontrol sosial di masyarakat. Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat terutama yang kaya raya dan yang ingin berbuat sewenang-wenang karena menganggap dirinya hebat.
Maka bukan tidak mungkin skandal orang kaya belakangan ini di Tokyo, jatuh akibat skenario yang dirancang seseorang menggunakan jasa Yakuza ahli di bidang ekonomi, lalu membocorkan rahasia kepada pihak jaksa atau polisi atau pihak otoritas negara atau bahkan ke pers. Jatuhlah orang kaya atau pengusaha tersebut.
Menarik diperhatikan, Yakuza sempat mendapat dukungan dari pihak pemerintah Jepang melakukan counter-demonstration tahun 1960 saat protes banyak anggota masyarakat Jepang terhadap perpanjangan kontrak Japan-US Security Treaty. Saat itu banyak kalangan masyarakat dan elit pemerintah yang menentang perpanjangan kontrak tersebut. Sebagai salah satu upaya mengganjal perpanjangan kontrak tersebut, dipakailah tangan Yakuza untuk melakukan protes keras di berbagai tempat sehingga seolah masyarakat Jepang umumnya menentang kesepakatan pertahanan Jepang-Amerika Serikat saat itu.
Saat ini justru kalangan umum pemerintah Jepang, terutama elit birokrasi sejak pemerintahan Junichiro Koizumi, mendukung penuh kontrak kerjasama pertahanan Jepang-Amerika Serikat, antara lain karena Jepang merasa terancam oleh Korea Utara yang terus mengembangkan persenjataan peluru kendalinya dan kimianya.
Kelompok Yakuza sudah mengglobalisasi. Banyak yang pindah ke luar negeri seperti Indonesia. Mungkin saja di samping anda kini berdiri seorang kaya Jepang, ternyata seorang Yakuza yang sudah pensiun sejak 10 atau 20 tahun lalu. Kemudian menikmati sisa hidupnya di negara tercinta kita ini.
INTERNASIONAL POPULER