Ini Akal-akalan Kelompok Yakuza Raup Uang Triliunan Yen Tiap Tahun
Perjudian merupakan salah satu pilar penghasilan Yakuza - mafia Jepang= sekitar 30 persen penghasilan dari dunia
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Perjudian merupakan salah satu pilar penghasilan Yakuza - mafia Jepang= sekitar 30 persen penghasilan dari dunia judi ini walau pun judi tidak legal di Jepang, namun cara belakang akal-akalan bisa dilakukan oleh kalangan Yakuza sehingga bisa dapat penghasilan triliunan yen per tahun.
Judi harus dibagi dua, yaitu judi biasa (umum, seperti baccarat, black jack, mahjong dan sebagainya) dan judi dengan menggunakan alat semacam pinball atau biasa terkenal dengan nama Pachinko atau Pachislo.
Khusus untuk Pachinko saja pemerintah Jepang pernah mengumumkan per tahun penghasilan dunia permainan (game) ini sekitar 29 triliun yen.
Pachinko sejak tahun 1920 dan dimulai di Nagoya, Jepang Tengah sehingga sampai saat ini terkenal Nagoya sebagai sumber industri Pachinko. Pasokan terbesar dari kota tersebut ke berbagai tempat di Jepang. Di masa lalu dengan nama Corinth game. Lalu pusat permainan Pachinko terbesar pertama kali dibuka tahun 1948 di Nagoya pula. Sampai dengan tahun 1980-an alat pachinko masih mekanik, tetapi mulai 1990 sudah mulai menjamur dengan cara elektronik. Dua produsen terbesar yaotu Nishijin and Sankyo. Bahkan bisa ber pachinko ria lewat online internet.
Umumnya, sekitar 90 persen pemilik toko pachinko adalah keturunan Korea (Zainichi Kankokujin). Demikian ungkap koran Korea, JoongAng Ilbo. Sekitar 17.000 toko Pachinko tersebar di Jepang saat ini. Sedikitnya 10 miliar yen per tahun uang yang dihasilkan Pachinko di Jepang itu "lari" ke Korea Utara karena banyak anggota keluarga mereka di Korea Utara dan diancam dibunuh anggota keluarga tersebut oleh pihak penguasa Korea Utara apabila tidak dilakukan pengiriman uang.
Secara hukum pachinko tak boleh memberikan hadiah uang tunai. Tetapi kenyataan para pemenang,mendapatkan kartu, lalu di tempat lain, diluar toko pachinko, biasanya terdapat toko kecil, untuk menukarkan kupon tersebut dengan uang tunai.
Di dalam toko pachinko sendiri pertukaran hanya boleh hadiah, baik alat elektronik, dan berbagai barang konsumen lain, bukan uang dan bukan pula kupon belanja di supermarket atau di toserba.
Para ahli pachinko biasanya di "pelihara" untuk menjaga toko tersebut agar tidak dimasuki ahli lain. Biasanya kalau datang ahli pachinko lain, akan didekati dan diajak negosiasi dapat uang, agar tidak bermain di sana. Ahli main pachinko memang ahli sekali, bukan pakai alat tertentu, tetapi dengan melihat mesin per mesin dia bisa mengetahui mana mesin yang mudah mendapatkan keuntungan. Lalu dia bermain di mesin itu dan pasti akan banyak mendapatkan keuntungan.
Begitu mudah main pachinko bahkan lewat internet juga bisa dilakukan pembayaran pakai kartu kredit, tak heran ada kasus seorang anak SMA menghabiskan sedikitnya satu setengah juta yen per hari, main pachinko di internet, menggunakan kartu kredit orangtuanya. Begitu muncul tagihan orangtuanya kaget bukan main, dan masuklah ke pengadilan kasus tersebut, karena orangtua tak bisa membayar kartu kreditnya.
Itu penghasilan dari Pachinko di mana biasanya juga di "backing" oleh kalangan yakuza, atau kini bahkan oleh mantan atau pensiunan polisi (Amakudari) agar toko-toko Pachinko ini tidak diganggu kalangan Yakuza. Perebutan kekuasaan (uang) terjadilah di dunia Pachinko belakangan ini.
Dari segi judi biasa, umumnya orang Jepang suka Baccarat karena meresa keren seperti main di Las Vegas. Orang Jepang sangat menggandrungi Las Vegas sehingga banyak orang kaya Jepang yang suka berjudi umumnya main ke Las Vegas. Kini solusi juga bermain judi di Singapura karena pemeriksaan terhadap anggota yakuza sangat ketat di pintu masuk imigrasi Amerika Serikat saat ini.
Sekitar 1000 tempat casino dan main judi gelap ada di Jepang dan penghasilan dari judi ini sedikitnya bisa mentransaksikan nilai 10 miliar yen per hari.
Tidak heran, sebuah kasus di Amerika, Januari 2005, pihak Immigration Customs Enforcement (ICE) berhasil merebut 34,2 juta yen uang haram judi anggota Yakuza yang khusus melakukan kerja lintah darat (sharks loan), Susumu Kajiyama, yang disimpan di Union Bank of California. Serta 25 juta yen uang Kajiyama yang disimpan di MGM Grand Hotel and Casino. Puluhan juta yen itu biasa dipakai untuk bermain judi seorang anggota Yakuza di las vegas. Kajiyama dipenjarakan selama tujuh tahun di Jepang. Uang nya disita pihak otoritas Amerika dan dikembalikan ke kepolisian Jepang.
Jutaan penjudi di Jepang dengan transaksi jutaan yen per hari, tidaklah heran transaksi sedikitnya 10 miliar yen per hari pada dunia perjudian di Jepang.
Info Yakuza lengkap baca www.yakuza.in