Bangun Masjid Megah di Tengah Kremlin Putih
Ada Kremlin lain yang belum banyak dikenal yaitu di Kota Kazan, ibukota Republik Tatarstan, sekitar 800 km sebelah barat Kota Moskow.
Penulis: Febby Mahendra
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, TATARSTAN - KETIKA mendengar nama Kremlin, biasanya terbayang sebuah benteng kuno yang kini menjadi pusat pemerintahan Republik Federasi Rusia di jantung Kota Moskow. Namun sebenarnya nama Kremlin tidak hanya ada di Moskow.
Ada Kremlin lain yang belum banyak dikenal yaitu di Kota Kazan, ibukota Republik Tatarstan, sekitar 800 km sebelah barat Kota Moskow. "Kami menyebutnya sebagai Kremlin Putih.
Sedangkan di Kota Moskow itu sering disebut Kremlin Merah," ujar Achkinazi Ekaterina atau akrab dipanggil Katya, seorang alumnus Fakultas Bahasa Inggris Universitas Kazan, kepada Tribunnews.
Tribunnews berkesempatan mengunjungi Kazan atas undangan pemerintah Republik Tatarstan, pada 8-11 Mei 20013. Republik Tatarstan merupakan bagian dari Republik Federasi Rusia, namun mempunyai pemerintahan independen.
Negara itu dipimpin Presiden Rustam Minnikanov dan Perdana Menteri Halikov Iidar. Sedangkan parlemen Tatarstan diketuai Farid Mukhamestsin. Dilihat dari namanya, para pemimpin itu berasal dari etnis Tatar yang mayoritas pemeluk agama Islam.
Rumah dinas Presiden Rustam Minnikanov berada di Kremlin Putih alias Kremlin Kazan, begitu pula sejumlah kantor kementerian berada di kompleks seluas 13 hektare yang dikelilingi tembok sepanjang 1,8 km tersebut. Keunikan kompleks Kremlin Putih yaitu adanya sebuah masjid yang sangat megah, bernama Masjid Kul Sharif.
"Masjid ini bukan sekadar tempat bersejarah tetapi juga tempat ibadah warga Tatar yang beragama Islam," ujar Diana, warga Kota Kazan beragama Islam saat ditemui di Masjid Kul Sharif.
Masjid itu diberi nama Kul Sharif untuk menghormati imam masjid dan pemimpin agama Islam di Kesultanan Volga Bolgaria. Kerajaan Islam itu berada sekitar 180 km sebelah selatan Kota Kazan. "Dari wilayah Volga Bolgaria itulah agama Islam berkembang ke wilayah yang sekarang disebut Republik Tatarstan," kata Katya.
Masjid Kul Sharif dibangun 1996-2005, didisain artistek bernama S Latypova, I Saifulllina, M Safronova, dan A Sattarofa. Masjid dilengkapi delapan menara, menempati areal seluas 1,9 hektare. Empat menara utama tingginya 57 meter, sedangkan dua menara lebih lebih kecil dan dua menara lainnya berada di atas pintu masuk.
Bangunan masjid bertingkat lima, terdapat kubah utama setinggi 39 meter dan diameter 17,5 meter. "Setiap Jumat, banyak warga muslim Kota Kazan salat Jumat di masjid ini," ujar Diana.
Donasi umat
Pernak-pernik Masjid Kul Sharif membuat pengujung berdecak kagum. Mamer yang dipakai di dalam maupun luar masjid berasal dari Chelyabinsk, sebuah kawasan penghasil marmer di Tatarstan.
Dekorasi masjid punya sentuhan unik. Ada sejumlah kaligrafi, ukiran ayat-ayat suci Alquran di gipsum, kayu, dan batu. Bagian depan masjid gedung terbuat dari granit dan marmer. Lantai untuk jamaah ditutupi karpet dari Persia.
Pembangunan masjid didanai pemerintah Federal Rusia, dan donasi sejumlah organisasi Islam serta umat Islam dari penjuru Tatarstan. Nama-nama penyumbang dana pembangunan ditulis di serambi masjid.
Sheik Kul Sharif merupakan seorang negarawan, diplomat andal, dan seorang pujangga. Ketika Kazan Khan Yadigar menjazdi Sultan Volga Bolgaria , Kul Sharif bergabung menjadi pejabat kesultanan dan mengurus pemerintahan harian.
Setelah kematian ayahnya 1546, Kul Sharif diangkat menjadi pemimpin agama di kesultanan itu. Ia pernah menjadi menjadi panglima perang yang hebat dan meninggal saat mempertahankan Kota Volga Bolgaria pada 1552.
Republik Tatarstan terbagi menjadi 43 wilayah administratif, semacam kota dan kabupaten di Indonesia. Kazan, ibukota Tatarstan berada di tepian sungai Volga, sebuah sungai terpanjang di Eropa.
Seperti Indonesia, Republik Tatarstan merupakan negeri tempat hidup berbagai pemeluk agama. Agama yang paling banyak dianut warga Tatarstan yaitu Islam dan Kristen Otodoks. Dalam jumlah lebih sedikit ada juga pemeluk agama Katholik, Kristen Protestan, agama Yahudi, dan Krisnaism.
"Seperti juga di Indonesia, warga Tatarstan sangat menjaga tolerensi beragama. Kami dapat hidup rukun. Anda bisa lihat sendiri, bukan sesuatu yang aneh di sini kalau letak masjid dan gereja saling berdekatan," ujar Sergey Ivanov, Deputi Menteri Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Republik Tatarstan.
Sergey Ivanov memang tidak sedang membual. Menjelajah Kota Kazan, gereja Kristen Ortodoks dan masjid, tampak bertebaran. Di kompleks Kremlin Putih, bahkan Masjid Kul Sharif bertetangga dengan Kathedral Blagoveshchensky. (febby mahendra)