Jepang Targetkan Surplus Tahun Fiskal 2020
Jepang yang saat ini masih defisit produk domestik kotornya (GDP) ditargetkan tahun fiskal 2015 turun
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Jepang yang saat ini masih defisit produk domestik kotornya (GDP) ditargetkan tahun fiskal 2015 turun setengah dan tahun fiskal 2020 sudah menjadi surplus. Demikian ungkap Akira Amari, Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, sore ini di Tokyo saat konperensi persnya diliput langsung Tribunnews.com, Jumat(21/6/2013).
"Berbagai upaya kami lakukan sehingga pertumbuhan ekonomi dalam kuartal pertama tahun ini cukup bagus dan itu akan terus kami tingkatkan terus-menerus," paparnya kepada pers.
Revitalisasi ekonomi Jepang itu dengan merangsang belanja konsumen serta meningkatkan pendapatan dari pajak.
"Meskipun tak perlu bersaing dalam kompetisi yang eksesif seperti negara maju lain, kita harus mengamankan level pajak perusahaan sehingga pemerintah baik menerima pajak dan perusahaan tak terlalu terbebankan," paparnya. Olehkarena itu pemerintah akan membuat kebijaksanaan yang efektif di dalam kapasitas finansial dewasa ini, salah satunya dengan meringankan pajak investasi, sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan segar.
Amari melihat saat ini ada enam tantangan yang dihadapi pemerintah Jepang untuk membangkitkan perekonomiannya. Pertama mengenai kesejahteraan anak akan diusahakan dapat lebih diperhatikan lebih baik lagi oleh pemerintah.
Masalah tantangan kedua mengenai penjualan obat tanpa resep lewat internet. Lalu ketiga tantangan kombinasi sistem cover asuransi di berbagai bidang agar lebih baik lagi.
Tantangan bagi pemerintah keempat di bidang tanah pertanian karena Jepang akan memasuki kelompok TPP ( Trans-Pacific Partnership) yang nantinya akan sangat terkait dengan keterbukaan perdagangan di bidang pertanian.
Lalu tantangan yang akan dihadapi Jepang juga mengenai penanggungjawab eksternal, bagaimana menangani dunia internasional dengan lebih baik lagi, lebih manis lagi. Dan tantangan keenam mengenai kebijakan pusat penelitian, sains dan teknologi agar tercapai efisiensi dan hasil jauh lebih baik lagi di masa depan.
Apabila semua tantangan itu terlewati dengan baik, Amari yakin sekali pertumbuhan ekonomi Jepang akan jauh semakin pesat berkembang di masa mendatang.