MH370 Hilang: 5 Pertanyaan yang Belum Terjawab
Sebegitu kuatnya pintu kokpit itu, "enam teroris tidak bisa menendangnya", kata Professor David Allerton dari University of Sheffield.
Editor: Dahlan Dahi
TRIBUNNEWS.COM - Lebih sepekan setelah pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kualalumpur (Malaysia) menuju Beijing (China), masih banyak pertanyaan yang belum terjawab atau baru terjawab secara parsial.
Tribunnews.com melansir sejumlah pertanyaan yang yang tak terjawab itu dari laman web koran Inggris, The Guardian.
1. Mengapa penumpang tidak menelepon?
Ini mungkin akan menjadi pelajaran bagi kita semua. Dalam situasi darurat di ketinggian, di dalam pesawat, sebenarnya bisa saja melakukan panggilan telepon.
Guardian mengutip ahli yang mengatakan, "Secara teoritis, memungkinkan (untuk menelepon)."
Itu merupakan pendapat Dan Warren, direktur senior di bidang teknologi pada Asosiasi GSM.
Bagaimanapun, katanya, panggilan telepon (call) tergantung ketinggian dan arah penerbangan.
Sejumlah pesawat dirancang memiliki sistem yang memungkinkan penumpang melakukan panggilan telepon menggunakan jaringan satelit, tapi tidak untuk Boeing 777, pesawat yang dioperasikan Malaysian Airlines yang naas tersebut.
LIHAT JUGA: Media Malaysia Sebut Indonesia dan Amerika Terlibat
2. Apa yang membuka paksa pintu kokpit?
Belajar dari pembajakan pesawat yang ditabrakan ke gedung WTC pada kasus Black September (9/11), pintu kokpit telah diperkuat untuk mencegah masuknya pembajak.
Sebegitu kuatnya pintu kokpit itu, "enam teroris tidak bisa menendangnya", kata Professor David Allerton dari University of Sheffield.
Pintu kokpit biasanya dibuka untuk mengantarkan makanan ke pilot. Pekan lalu, koran Australia memperlihatkan bagaimana kopilot membawa masuk turis muda ke ruang kokpit dan berfoto bersama.
Apakah memang pintu kokpit MH370 dibuka paksa, sesuatu yang sangat sulit, ataukah pilot dan kopilot yang mengundang penyusup masuk ke ruang kendali pesawat?