Demo Keluarga Penumpang MH370 di Kedubes Malaysia Diwarnai Bentrokan
Bentrokan terjadi ketika petugas keamanan berseragam berusaha memblokir beberapa anggota keluarga penumpang untuk menemui wartawan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Anggota keluarga yang marah dari penumpang pesawat Malaysia Airline MH370 asal China bentrok dengan aparat keamanan, Selasa (25/3/2014), saat mereka mendatangi kedutaan Malaysia dalam sebuah unjuk rasa yang langka.
Mereka menangis saat menuntut penjelasan soal pesawat yang jatuh itu. "Kembalikan keluarga kami," kata sekitar 200 anggota keluarga yang menangis di gerbang kedutaan Malaysia di Beijing, yang dijaga puluhan polisi berseragam dan petugas keamanan tak berseragam.
Salah seorang yang paling vokal terhadap pemerintah Malaysia, yaitu Wen Wancheng, menangis kencang, wajahnya berkerut karena emosi. "Putraku, putraku, kembalikan putraku!" teriak pria berusia 63 tahun itu, sementara keluarga-keluarga lain di belakangnya meneriakkan sejumlah slogan dan mengacungkan kepalan tangan kanan mereka.
Di belakangnya, sejumlah orang lain menundukkan kepala dan menangis. Bentrokan terjadi ketika petugas keamanan berseragam berusaha memblokir beberapa anggota keluarga penumpang untuk menemui wartawan, yang berada di tempat yang terpisah. Seorang perempuan dibawa pergi dengan tandu.
Polisi paramiliter yang dilengkapi perisai berkumpul di dekat lokasi itu. Anggota keluarga penumpang itu, beberapa menangis, telah bergandengan tangan saat mereka berjalan dari Hotel Lido, di mana mereka berkumpul selama drama 17 hari itu, sekitar empat kilometer dari kedutaan Malaysia tersebut.
Mereka jadi sedemikian sedih, marah dan tidak percaya pada Senin malam ketika Malaysia mengumumkan bahwa meskipun tidak ada puing-puing yang telah ditemukan, data satelit menunjukkan pesawat itu jatuh di Samudera Hindia.
Dalam sebuah konferensi pers di Kuala Lumpur, CEO Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, membela maskapai itu terkait kritik bahwa para anggota keluarga diberitahu lewat pesan teks bahwa pesawat itu hilang tanpa ada orang di dalamnya yang selamat.
"Satu-satunya motivasi kami tadi malam ... adalah bahwa keluarga mendengar berita tragis itu sebelum seluruh dunia mendengarnya," katanya pada konferensi pers itu. "Tidak ada kata-kata yang dapat mengurangi kesedihan itu."