Kemenag Talangi Dana Kompensasi Pemondokan Non Markaziyah Rp 16,53 Miliar
PPIH Indonesia di Arab Saudi mulai menyerahkan dana kompensasi atas penempatan jemaah haji pada pemondokan di luar kawasan markaziyah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi mulai menyerahkan dana kompensasi atas penempatan jemaah haji pada pemondokan di luar kawasan markaziyah (ring road di sekitar Masjid Nabawi), Senin (13/10/2014) malam.
Dana yang diberikan sebesar 300 riyal per orang untuk 17.224 orang jemaah haji dari 41 kloter. Pendistribusian dana diberikan secara bertahap, paling lambat sehari sebelum kembali ke Tanah Air. Angka 300 riyal per orang merupakan nilai denda bagi para penyedia layanan akomodasi (majmu'ah) yang melanggar kontrak.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Abdul Djamil, menyadari bahwa jemaah yang berada di wilayah non markaziyah tentu merasa kecewa. Selain jauh, fasilitas pemondokannya juga tidak lebih baik dibandingkan hotel di Markaziyah.
"Karena itulah ada kebijakan kompensasi di wilayah non markaziyah. Semoga menjadi obat kekecewaan, dan semoga kekecewaannya tidak diperpanjang. Kalaupun menjadi kenangan pahit, dikubur saja dalam-dalam di sini," katanya, Senin (13/10/2014) malam.
"Pulanglah dengan tersenyum dan optimisme. Sampaikan salam kami pada para hujjaj," kata Djamil menambahkan. Ia mengatakan pihaknya sudah berupaya maksimal, namun kondisi tersebut dikatakannya sebagai "force majeuer" yang tidak bisa dihindari.
Djamil mengatakan, pemberian kompensasi secara tunai dan langsung merupakan inisiatif PPIH. Hal ini karena jemaah yang berada di non markaziyah harus mengeluarkan biaya tambahan, seperti transportasi. Walaupun sudah disediakan bus coaster namun belum mencukupi.
Dengan nilai kompensasi 300 riyal per orang dan jumlah jemaah 17.224 orang, maka pemerintah harus menyiapkan dana 5.167.200 riyal. Bila dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp 3.200 per riyal, kompensasi yang disiapkan mencapai lebih dari Rp 16,53 miliar. Dari mana sumber dana talangan tersebut?
"Iya (ditalangi dulu). Kan proses penyelesaian administrasi ke majmu'ah masih nanti, tahap kedua nanti," katanya.
Setelah masa perhajian selesai, barulah dilakukan penagihan dana kompensasi ke majmu'ah.
"Urusan kita dengan majmu'ah selesai haji nanti baru hitung-hitungan. Prosesnya kan masih berjalan. Itu ditulis dalam kontrak. Sudah diteken mereka dan sudah disepakti," katanya menambahkan.
Sementara itu, salah satu perwakilan jemaah yang menerima kompensasi secara simbolis, Sodi Wiryo, dari kloter 15 Solo, mengatakan ia dan rekan-rekannya sudah tidak mempermasalahkan keberadaan di kawasan non markaziyah.
"Mudah-mudahan (dengan kompensasi ini) bisa sedikit terobati," katanya.
Saat di Madinah, mereka menempati hotel yang jaraknya sekitar 700 meter dari Masjid Nabawi. Kondisi pemondokan relatif baik, namun jarak menjadi kendala untuk melaksanakan salat.
"Untuk yang muda-muda tidak masalah. Kasihan yang lansia," katanya.
Untuk mensiasati kendala jarak, jemaah yang lebih muda ditugaskan membawa makanan dari hotel ke masjid.
"Jemaah umumnya bertahan mulai dzuhur sampai isya. Yang muda-muda membawakan makanan dari hotel ke masjid. Yang penting ibadah kami lancar," katanya.