Sewa Rumah Keluarga Mantan Menteri METI Jepang Ternyata Tak Dibayar
Rumah yang ditinggali ibu Yuko Obuchi ternyata uang sewa rumah itu belum dibayar.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Rumah mantan Perdana Menteri Jepang Keizo Obuchi mendapat sorotan tajam pers Jepang hari ini, terutama pemberitaan Mainichi Shimbun, Kamis (23/10/2014).
Koran itu menuliskan rumah yang ditinggali ibu Yuko Obuchi--mantan menteri ekonomi perdagangan dan perindustrian Jepang (METI) yang mengundurkan diri 20 Oktober lalu--ternyata uang sewa rumah itu belum dibayar.
Lokasi rumah di kawasan elit di Kita-ku Tokyo. Luas sekitar 891 meter persegi, bangunan bertingkat dua dengan luas keseluruhan 250 meter persegi. Tahun 2000 PM Jepang Keizo Obuchi meninggal dunia, lalu diwariskan kepada keluarganya. Desember 2013 dijual kepada perusahaan konstruksi yang bermarkas di Gunma. Tiga bulan kemudian dijadikan kantor Yayasan Beasiswa Honjo International. Nilai penjualan 453,92 juta yen. Yuko Obuchi menjadi direktur yayasan tersebut.
Pendukung yayasan itu adalah pemilik produsen minuman, Masanori Honjo dimana perusahaan minuman itu didirikan oleh mantan Perdana Menteri Keizo Obuchi, dan yayasan dibangun untuk mendukung siswa dari negara-negara berkembang.
Keuntungan penjualan tanah warisan itu sebesar 52,99 juta yen dan keluarga Obuchi memiliki 195.250 lembar saham perusahaan minuman tersebut yang saat ini bernilai 995 juta yen.
Menurut laporan bisnis, lokasi itu dibeli untuk operasi masa depan asrama mahasiswa. Tetapi hingga kini belum ada upacara peresmian pembukaan. Ibu Obuchi (istri Keizo Obuchi) masih tinggal di sana. Menurut perusahaan real estate yang ada di di dekat sana, harga sewa rumah ukuran 250 meter persegi sekitar 300-an ribu yen per bulan.
Setelah setengah tahun dari waktu pembelian, akhirnya baru-baru ini (Oktober 2014) papan nama Obuchi dicopot. Hal ini berarti selama 6 bulan walaupun telah terjual ke orang lain, ibu Obuchi masih di sana dan tidak membayar uang sewa tersebut.
Sekjen yayasan tersebut ketika diminta wartawan untuk membuka dan meninjau rumah itu menolak karena di dalam rumah itu sampai kini masih banyak barang-barang milik pribadi keluarga Obuchi.
"Secara akal sehat tidak benar hal tersebut. Tidak pantas dalam tindakannya yang menyimpang dari kualifikasi yayasan bagi kepentingan publik. Saya akan berpikir lagi untuk membeli kalau kenyataan tidak berubah seperti itu," komentar seorang profesor Universitas Nihon jurusan ilmu politik, Iwai Matsushin.