Rusia Diminta Serahkan Bukti Aktivitas Janggal Pesawat Tempur yang Tembak Jatuh MH17
media berbahasa Jerman Der Spiegel mewawancarai kepala penyelidik insiden ini, Fred Westerbeke, tentang penyebab jatuhnya MH17
TRIBUNNEWS.COM - Penyidik Belanda berencana meminta Rusia menyerahkan bukti adanya aktivitas janggal dari pesawat tempur yang diduga menembak jatuh pesawat milik Malaysia Airlines berkode penerbangan MH17 pada 17 Juli 2014.
"Kami dalam proses menghubungi otoritas Rusia untuk melihat apakah mereka memiliki informasi penting terkait investigasi kriminal (atas jatuhnya pesawat ini)," kata jaksa Wim de Bruin, Selasa (28/10/2014).
Seperti diberitakan sebelumnya, media berbahasa Jerman Der Spiegel mewawancarai kepala penyelidik insiden ini, Fred Westerbeke, tentang penyebab jatuhnya MH17.
Dalam wawancara itu, Westerbeke mengatakan para penyelidik akan meminta Rusia membagi data radar yang disebut Rusia memperlihatkan MH17 ditembak jatuh oleh pesawat tempur Ukraina.
Selama ini, Kiev dan negara-negara Barat menyatakan pesawat Boeing 777 WS itu ditembak jatuh memakai rudal darat ke udara Buk oleh milisi Ukraina pro-Rusia. Namun, Rusia membantah keras skenario itu.
Laporan awal dari tim investigasi yang dikeluarkan pada bulan lalu menyatakan pesawat itu telah terhantam beberapa obyek berenergi tinggi tetapi tidak menyebutkan asal obyek.
Intelijen Jerman menuduh milisi Ukraina pro-Moskwa sebagai penembak pesawat itu menggunakan sistem BUK yang mereka rampas dari militer Ukraina, seperti dikutip oleh media-media Jerman.
Laporan awal investigasi Belanda
Adapun Kabinet Belanda berkeyakinan MH17 yang ditembak dalam perjalanan rutin dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur itu ditembak dari darat atau dari udara.
"Penyelidikan awal melihat terutama pada skenario yang melibatkan serangan berbasis daerat baru kemudian serangan udara," kata tiga menteri di Kabinet Belanda dalam surat untuk parlemen.
Dalam surat itu, ketiga menteri menulis pula, "Sangat menggoda untuk berspekulasi bagaimana bencana ini terjadi, tetapi pemerintah Belanda tak akan (tergoda)." Mereka berharap laporan akhir investigasi sudah akan didapatkan pada pertengahan 2015. "Kita harus menunggu laporan akhir itu."
Dari total 298 orang yang tewas dalam insiden ini, 284 di antaranya sudah teridentifikasi berdasarkan kecocokan data gigi, sidik jari, dan tes DNA. "Sekarang semakin sulit untuk identifikasi keseluruhan korban karena tak ada bukti asli yang tersisa," lanjut ketiga menteri itu.
Dari 14 korban yang belum teridentifikasi, petugas forensik masih harus mengerjakan tes DNA untuk 9 korban di antaranya. "Hasil tes DNA dari lima bagian tubuh sudah didapatkan, tetapi belum dapat dipastikan apakah identifikasi bisa dilakukan dari hasil itu." (AFP/Kompas.com)