Tewas di Hotel, Perempuan Ini Diduga Korban Kanibalisme
Seorang wanita tewas di sebuah hotel di Inggris, Kamis (6/11/2014), dengan dugaan menjadi korban kanibalisme
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, London - Seorang wanita tewas di sebuah hotel di Inggris, Kamis (6/11/2014), dengan dugaan menjadi korban kanibalisme. Penyerangnya kemudian juga tewas setelah dilumpuhkan polisi dengan alat kejut (taser).
Kepolisian setempat menyatakan penyelidikan atas kematian perempuan berumur 22 tahun di Hotel Sirhowy Arms di kawasan Argoed, Wales Selatan, itu masih berlangsung. Sejauh ini, polisi belum dapat menentukan kategori dari luka yang ditemukan pada jasad perempuan itu.
Seperti dikutip dari BBC, perempuan ini diduga menjalin hubungan dengan penyerangnya, seorang lelaki yang diidentifikasi berumur 34 tahun. Polisi dipanggil ke hotel yang juga merupakan asrama untuk para tunawisma itu pada pukul 01.30, dengan laporan penyerangan. (baca juga: Sekte Kanibal di Papua Nugini, Makan Otak dan Penis Korban)
"Wanita, usia 22 dari Blackwood, tergeletak cedera dan dinyatakan meninggal di lokasi kejadian," kata pernyataan dari kepolisian Gwent. "Memakai taser, seorang lelaki ditangkap.. Saat berada di tahanan, lelaki itu tak lagi bereaksi."
Pertolongan pertama sempat diberikan kepada lelaki tersebut tetapi dia kemudian dinyatakan meninggal. Kepolisian hanya menggambarkan lelaki itu sebagai pria setempat.
Sementara itu, Anggota Dewan Lokal, Leon Gardiner, mengatakan Argoed terguncang dengan kejadian ini. "Saya telah tinggal di sini dan mewakili Argoed selama lebih dari 30 tahun dan ini adalah tragedi terburuk yang telah terjadi bagi kita sebagai sebuah desa."
Semula merupakan pub populer, Sirhowy berubah menjadi penginapan dan tempat sarapan, yang oleh dewan kota juga dijadikan rumah bagi para tunawisma. BBC mengatakan penduduk desa sebelumnya sudah pernah mengatakan ada masalah dengan asrama tunawisma itu.
Adapun soal kematian akibat penggunaan taser, belum pernah tercatat di Inggris. "Ada kematian terkait pemakaian taser, tetapi pemeriksaan resmi mendapati penyebab kematiannya adalah luka atau alasan lain," ujar pernyataan asosiasi para kepala polisi (ACPO) dalam situsnya.
Kepolisian Inggris mulai memakai taser pada 2004 dan penggunaannya oleh petugas terlatih menurut ACPO terus meningkat. Komisi independen pengaduan kepolisian (IPCC) sudah menangani kasus kematian karena taser dalam kasus kanibalisme ini.