Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Muslim di Eropa Sulit Dapat Kerja dan Masuk Rumah Makan

"Perlakuan diskriminatif dialami wanita Muslim baik di tempat kerja atau tempat publik," kata pendiri Collective Centre Islamophobia in Belgium.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Y Gustaman
zoom-in Wanita Muslim di Eropa Sulit Dapat Kerja dan Masuk Rumah Makan
alyaexpress-news.com
Kaum Muslim di Prancis berunjuk rasa di jalanan Kota Paris menyerukan sebuah front melawan Islamofobia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Islamfobia terus menyebar dan meningkat di negara-negara Eropa dalam dua tahun terakhir. Akibatnya, banyak wanita Muslim mendapat perlakuan diskriminatif.

"Perlakuan diskriminatif dialami wanita Muslim baik di tempat kerja atau tempat publik," kata pendiri Collective Centre Islamophobia in Belgium, Laurie Hastir, saat diskusi di kantor CCDC, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2014).

Saat ini, jumlah populasi Muslim Belgia sudah mencapai enam persen dari total jumlah penduduk Belgia atau sekitar 624 ribu. Tapi isu yang dihembuskan mencapai 20 persen.

Mereka, sambung Laurie, untuk memojokkan kaum Muslim. Selain itu muncul isu invasi Muslim ke Belgia agar otoritas setempat segera mengantisipasi ledakan itu. "Padahal cuma enam persen," imbuhnya.

Ia mengakui media di Belgia dan Eropa kerap memberitakan wajah buruk Islam secara sepihak bahkan cenderung provokatif dan fitnah. Tak jarang pembahasan Islam menjadi isu politis untuk merebut konstituen yang anti-Islam.

Isu ini yang kemudian membuat wanita Muslim mendapat serangan ketika sedang berjalan karena berkerudung. Bahkan, di Belgia dan sejumlah negara Eropa tak sedikit wanita Muslim sulit mendapatkan pekerjaan dan pendidikan.

BERITA TERKAIT

"Aksi menolak Islam sering dilakukan di Belgia. Bahkan dalam dua tahun terakhir kasus diskriminasi dan kekerasan yang dilakukan pada muslim meningkat 20 persen," tegas Laurie.

Kekerasan atas nama agama terutama yang dialami warga Muslim dialami dalam berbagai bentuk. Misalnya, warga Muslim tak diperbolehkan bekerja yang berhubungan dengan pelayanan publik dan hanya boleh bekerja di tempat tertutup.

Ia berkesimpulan, meski negara-negara Eropa memiliki sistem politik dan hukum yang maju, tapi masih banyak melakukan diskriminasi terhadap orang Islam.

Laurie dan lembaganya tetap teguh menyebarkan dan menyosialisasikan Islam yang ramah kepada sesama. Ia pun memuji toleransi beragama yang terjadi di Indonesia.

"Indonesia adalah salah satu negara yang kita kagumi toleransi dan kerukunan sesama agamanya," kata Laurie.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas