Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kartunis Ini Terpaksa Buka Pintu Kantor Lantaran Diancam Pelaku

Corrine Rey mengatakan ia baru saja kembali dari menjemput putrinya dari sebuah taman kanak-kanak ketika ia dihadang oleh dua orang bersenjata

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kartunis Ini Terpaksa Buka Pintu Kantor Lantaran Diancam Pelaku
net

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang ibu muda yang menjadi kartunis di majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, dipaksa oleh kakak beradik Kouachi untuk membuka pintu kantornya, bila tak ingin kehilangan putrinya.

Corrine Rey mengatakan ia baru saja kembali dari menjemput putrinya dari sebuah taman kanak-kanak ketika ia dihadang oleh dua orang bersenjata mengenakan balaclavas.

"Saya pergi untuk menjemput anak saya di penitipan anak, saat pulang, di depan gedung majalah, dua pria bertopeng dan bersenjata mengancam kami," ujar wanita yang memiliki nama kartunis sebagai 'Coco' ini, dikutip dari Dailymail, Kamis (8/1/2015).

"Mereka mengatakan ingin masuk ke dalam kantor," ujarnya.

Takut akan keselamatan jiwanya, akhirnya Rey menuruti kemauan Kouachi bersaudara. Bersama-sama mereka masuk, lalu menuju ruang redaksi.

Sesampainya di sana, Rey bersama putrinya segera bersembunyi di bawah meja kerjanya, dan sempat menyaksikan dua rekan kerjanya dieksekusi oleh kedua kakak beradik tersebut.

"Mereka menembak Wolinski dan Cabu, hal Itu berlangsung lima menit. saya berlindung di bawah meja," katanya.

Berita Rekomendasi

Ia mengatakan, kedua pelaku berbicara dengannya menggunakan bahasa Prancis yang sempurna, dan mereka mengaku merupakan teroris Al Qaeda.

Cerita Rey merupakan satu dari beberapa cerita mengerikan dari orang-orang yang selamat dari pembantaian di kantor Charlie Hebdo.

Saksi mata lainnya yang bekerja di kantor lain di gedung yang sama, mengatakan, "ketika saya tiba di tempat kejadian itu cukup mengganggu karena bisa anda bayangkan terdapat beberapa mayat di lantai," katanya.

Ia tiba di kantornya hanya beberapa menit setelah penyerang menyelesaikan missinya.

"Saya melihat banyak mayat di lantai, dan darah dimana-mana," ujarnya.

"Saya sangat lega mengetahui bahwa tidak ada seorangpun teman kerja saya menjadi korban. Namun saya sangat trauma akibat kejadian itu," lanjutnya.

Giles Boulanger, seorang pekerja di gedung yang sama, mengaku mendengar saat para pelaku masuk ke dalam gedung. Ia mengatakan dirinya mendengar peringatan orang-orang bahwa para pelaku telah masuk ke dalam gedung.

Beberapa waktu kemudian, suara letupan senjata terdengar. "Ini benar-benar menjengkelkan. Anda akan berpikir ini merupakan zona perang," ucapnya.(Dailymail)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas