Kereta Biru Hokutosei Tokyo-Hokkaido Dihentikan 14 Maret
Japan Railways (JR) akhirnya memutuskan menghentikan operasi kereta Shindai Tokkyu Hokutosei antara Ueno Tokyo-Sapporo Hokkaido per 14 Maret.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Japan Railways (JR) akhirnya memutuskan menghentikan operasi kereta Shindai Tokkyu (kereta expres malam) Hokutosei antara Ueno Tokyo-Sapporo Hokkaido per 14 Maret 2015 mendatang. Hal ini akan mengirit biaya operasi sekitar 200 juta yen setiap tahun dimana 20 persen disubsidi oleh JR. Ini berarti operasional kereta biru itu sebenarnya sangat merugi.
"Kereta Hokutosei akan dihentikan Maret mendatang," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (17/1/2015) di JR.
Menurutnya, kereta api biru ini yang juga terkenal sebagai kereta Cassiopeia tersebut berperasi hanya seminggu tiga kali saja, pergi pulang.
"Jadi tidak setiap hari karena tingkat okupansi penumpang juga sangat kurang yaitu hanya sekitar 60 persen saja," katanya.
Kurangnya jumlah penumpang juga diperkirakan karena berkurang drastisnya jumlah populasi Jepang saat ini dan kalangan lanjut usia yang jauh lebih banyak ketimbang usia muda. Sehingga perjalanan panjang semakin jarang.
"Kalangan usia lanjut tak akan mau perjalanan panjang pakai kereta api karena pasti melelahkan. Mereka biasa menggunakan pesawat terbang ke Hokkaido," ungkapnya.
Kereta api yang melintasi daerah Aomori, Jepang utara ini disebut juga Aotetsu saat melintasi Kota Sannohe di Perfektur Aomori. Setelah dihentikan operasi, kereta api ini Agustus mendatang direncanakan akan dipakai sebagai kereta khusus. Namun hingga kini belum diketahui peruntukannya.
Kecepatannya hanya sekitar 122 kilometer per jam. Beda dengan kecepatan kereta peluru (Shinkansen) yang mencapai sekitar 350 kilometer per jam. Shinkansen diperkirakan tahun depan akan mulai beroperasi dari Pulau Honshu (dari Tokyo) menuju Sapporo Hokkaido.
Tahun fiskal 2013 (per 1 April 2014) biaya operasional kereta api biru ini mencapai 388 juta yen per tahun. Walaupun kini disubsidi 20 persen dari biaya operasional tiap tahun, penghasilan dari penjualan tiket penumpang per tahun sempat mencapai 1,85 miliar yen.
Gubernur Perfektur Aomori, Shingo Mimura pada konferensi pers Desember 2014 juga sempat memohon agar kereta biru jangan dihentikan operasinya karena sangat strategis bagi warga Aomori. Termasuk pula Gubernur Perfektur Iwate, Chiba dan Hokkaido.
Namun sepertinya semua itu belum bisa menjawab kekurangan dana dari JR sehingga terpaksa diputuskan Maret mendatang dihentikan operasinya.
Hokutosei mulai beroperasi bersamaan dengan pembukaan terowongan Seikan bulan Maret 1988. JR East dan JR Hokkaido mengoperasikan bersama-sama. Dilengkapi dengan kamar pribadi yang mewah dan dengan kamar mandi, serta populer dengan makanan Perancis-nya.