Saksi Hidup Bom Nagasaki Meninggal di Usia 98 Tahun
Wang Wen-chi lolos dari kematian dua kali, pertama dari bom nuklir di Nagasaki dan kedua dari pemberontakan antipemerintah di Taiwan.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, TAIWAN - Setelah bom nuklir Little Boy meremukkan Hiroshima, 6 Agustus 1945, Wang Wen-chi sedang berada di Nagasaki. Selang beberapa hari, tepatnya 9 Agustus di tahun yang sama, giliran Fat Man menghancurkan Nagasaki.
Itulah senjata nuklir yang pertama kali digunakan dalam Perang Dunia II. Wang masih selamat ketika bertugas sebagai dokter magang di sebuah rumah sakit yang hanya 700 meter jauhnya dari lokasi jatuhnya Fat Man.
Ia terluka parah namun berhasil diselamatkan dan diobati, sehingga memungkinkannya kembali terbang ke kampung halamannya di Taiwan, setahun setelah dua bom nuklir itu menandai menyerahnya Jepang dari sekutu dalam Perang Dunia II.
Sebuah keajaiban mengiringi hidup Wang selanjutnya. Ia sehat dan tak ada jejak radioaktiv pada dirinya. Selama hidupnya, Wang menjadi ayah dari tujuh anak yang semuanya sehat. Ia benar-benar hidup dalam keajaiban.
Putranya Wang Po-tung mengatakah ayahnya lolos dari kematian dua kali, pertama dari bom nuklir di Nagasaki dan kedua dalam pemberontakan antipemerintah yang pecah di Taiwan pada 1947. Kala itu, Taiwan menjadi ladang pembantaian bagi pemberontak.
"Kami tidak mengharapkan dia untuk meyerah pada penyakitnya. Setelah semua yang ia lalui sampai mampu menipu kematian untuk kedua kalinya," ungkap Wang Po-tung seperti dilansir Focus Taiwan, Jumat (30/1/2015).
Tapi tidak pada kematian ketiga. Wang, saksi hidup bom atom Nagasaki itu benar-benar mati di usia 98 tahun di rumahnya di Kota Chianyi, Taiwan Selatan pada 27 Januari 2015. Ia meninggal setelah operasi radang empedu.