Harapan Anak-anak Palestina Ingin Menghormati Benderanya Tiap Upacara
"Agar anak-anak kami bisa sekolah, bisa menghormati bendera kami di mana anak-anak dapat memberi hormat setiap pagi ketika upacara."
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menjadi tuan rumah Konferensi Parlemen Asia Afrika. Perwakilan Parlemen Palestina M.I Abdullah ikut berbicara dalam forum yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Ia mengaku sudah tiga kali mendatangi Indonesia saat membuka pembicaraan. Menurutnya Konferensi Asia Afrika menjadi era politik baru di mana negara-negara peserta sepakat menolak kolonialisme. Mereka juga menolak menjadi agen imperialisme dan komunisme.
"Negara-negara saat itu menyampaikan hak-hak rakyat mereka, karena kehilangan aset, properti mereka. Palestina saat itu hadir, ketika itu hanya dianggap pengungsi. Mereka tidak dianggap bisa memiliki hak hidup bebas. Mereka tidak bisa menyatakan identitas secara terbuka. Siapa sesungguhnya orang Palestina? Tidak ada yang mengakui saat itu," tutur Abdullah di Ruang Pustakaloka, DPR RI, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Abdullah mengaku bahagia ada tempat khusus di KAA untuk membahas Palestina. Ia mengatakan Palestina sangat menginginkan kemerdekaan. Warga Palestina ingin mendapatkan hak hidup dan hak kebebasan.
"Tangan kami, warga Palestina tidak untuk menghancurkan, tapi untuk mendapatkan kebebasan, kemerdekaan. Agar anak-anak kami bisa sekolah, bisa menghormati bendera kami di mana anak-anak dapat memberi hormat setiap pagi ketika upacara. Meski belum ada hal konkret, namun jangan berhenti," tuturnya.
Ia pun mengingatkan perjuangan Tiongkok dan Afrika Selatan. Dengan solidaritas, Abdullah yakin perjuangan warga Palestina. Ia memohon kepada semua peserta KAA agar dapat bernegosiasi dalam memperjuangkan kemerdekaan.
"Israel tidak mengijinkan hal itu. Kami akan tetap berusaha. Saat ini ada kelompok Israel disebut right wing yang menolak resolusi internasional. Ini adalah hal yang berbahaya. Anak-anak kami merasa ingin membela negara. Kami tidak akan pernah menjadi agresor. Kami akan tetap berjuang untuk tanah kami. Kami ingin anda datang ke Yerussalem," ujarnya.